Page 37 - strukturAnatomiTumbuhan
P. 37

26





          Kriteria utama kayu yang cocok sebagai bahan baku  meubel dan furniture adalah
          memiliki  corak  yang  menarik  (dekoratif),  bertekstur  sedang-halus,  kekuatan  dan
          kekerasannya  sedang  lebih  disukai.  Hal  tersebut  dikarenakan  produk  dari  kayu
          yang  terlalu  keras  dan  terlalu  berat  sulit  untuk  dipindahkan),  keawetan  alami
          cukup  tinggi  (Kelas  Awet  II-III),  sifat  keterekatan  dan  finishing-nya  baik  (tidak
          banyak  mengandung  minyak)  dan  stabil.  Contohnya  adalah  kayu  jati,  mahoni,
          pasang, ramin, merbau, karet, sungkai, mindi, suren, surian, saninten, agathis dan
          sebagainya.  Kayu  yang  cocok  sebagai  bahan  baku  patung  atau  barang  kerajinan
          adalah kayu yang memiliki corak yang menarik (dekoratif), bertekstur sangat halus,
          dengan  nilai  keawetan  II  (lebih  disukai),  memiliki  kekuatan  dan  kekerasan  yang
          sedang  dan  stabil.  Secara  umum  persyaratan  teknis  kayu  untuk  patung  dan
          barang  kerajinan  adalah  sama  dengan  persyaratan  kayu  untuk  meubel  dan
          furniture.

         Beberapa jenis kayu yang biasa digunakan diantaranya adalah jati, mahoni, eboni,
         suren,  surian,  sonokeling,  sonokembang,  pulai,  jelutung,  ramin  dan  lain
         sebagainya. Bahkan kayu dengan bentuk batang yang khas (bengkok-bengkok atau
         melengkung indah) juga diminati selama mudah dibentuk, diukir dan sebagainya.

         Persyaratan jenis kayu yang potensial sebagai sumber energi termasuk kayu bakar
         adalah  kayu-kayu  yang  memiliki  heating  value  yang  tinggi  seperti  lamtoro  gung,
         lamtoro  dan  kaliandra.  Jenis  kayu  yang  tidak  cocok  dan  kurang  ekonomis  bila
         digunakan  sebagai  bahan  baku  kayu  pertukangan,  papan  komposit,  pulp  dan
         kertas, meubel dan furniture maupun patung dan barang kerajinan selama memiliki
         heating  value  yang  cukup  tinggi  biasanya  dapat  dijadikan  kayu  bakar  atau  kayu
         energi.  Jenis  kayu yang  nilai  kalor  nya  tinggi,  mudah  menyala  dan  tidak  banyak
         asap  lebih  disukai.  Dari  penelitian  yang  telah  dilakukan  tersebut  kita  dapat
         mengetahui  pemilihan  kayu  dapat  didasarkan  pada  struktur  anatomi  kayu  yang
         dimiliki  dan  dihubungkan  dengan  kebutuhan  pasar.  Selain  itu,  penentuan  umur
         atau  kecepatan  tumbuh  tanaman  dapat  dijadikan  tolak  ukur  sebagai  efisiensi
         pengolahan/pemanfaatan kayu.




                                                           (Hubungan Struktur Anatomi Kayu dengan Sifat Kayu,
                                                            Kegunaan dan Pengolahannya: Imam Wahyudi, 2013)
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42