Page 125 - 00_sampul_depan.pdf
P. 125
Pada awalnya, senyawa-senyawa karbon dianggap
hanya dapat diperoleh dari tubuh makhluk hidup dan
tidak dapat disintesis dalam pabrik. Anggapan tersebut
berubah sejak Friedrich Wohler dari Jerman pada tahun
1928 berhasil mensintesis urea (suatu senyawa yang
terdapat dalam air seni) dari senyawa anorganik, yaitu
dengan memanaskan amonium sianat.
O
||
+
Gambar 7.1 NH CNO – H N – C – NH 2
4
2
Friedrich Wohler
Sumber: www.polytechphotos.dk
Begitu keberhasilan Wohler diketahui, banyak sarjana lain yang mencoba membuat
senyawa karbon dari senyawa anorganik. Lambat laun teori tentang daya hidup hilang
dan orang hanya menggunakan kimia organik sebagai nama saja tanpa disesuaikan
dengan arti yang sesungguhnya. Selain perbedaan jumlah yang sangat mencolok yang
menyebabkan kimia karbon dibicarakan secara tersendiri, juga karena terdapat
perbedaan yang sangat besar antara senyawa karbon dan senyawa anorganik seperti
yang dituliskan berikut ini.
Tabel 7.1
Perbandingan sifat senyawa karbon dan senyawa anorganik
Senyawa karbon Senyawa anorganik
• membentuk ikatan kovalen • membentuk ikatan ion
• dapat membentuk rantai karbon • tidak dapat membentuk rantai karbon
• non elektrolit • elektrolit
• reaksi berlangsung lambat • reaksi berlangsung cepat
• titik didih dan titik lebur rendah • titik didih dan titik lebur tinggi
• larut dalam pelarut organik • larut dalam pelarut pengion
Salah satu cara untuk mengetahui bahwa suatu bahan mengandung senyawa
karbon, yaitu dengan membakar senyawa tersebut. Hasil pembakaran sempurna dari
senyawa karbon akan mengubah karbon menjadi gas CO , sedangkan hidrogen berubah
2
menjadi uap air (H O). Adanya gas CO hasil pembakaran senyawa karbon dapat
2
2
dikenali karena dapat mengeruhkan air kapur, sedangkan keberadaan uap air dapat
dikenali dengan kertas kobal. Air akan mengubah kertas kobal yang berwarna biru
menjadi ros. Untuk lebih memahaminya, lakukanlah kegiatan 7.1.
118