Page 39 - 00_sampul_depan.pdf
P. 39
Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom
menangkap elektron. Afinitas elektron dapat benilai negatif atau positif. Afinitas
elektron bernilai negatif apabila terjadi pelepasan energi pada saat menangkap
elektron. Sebaliknya, afinitas elektron berharga positif apabila terjadi penyerapan
energi pada saat menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepas (afinitas
elektron negatif), semakin besar kecenderungan untuk mengikat elektron menjadi
ion negatif.
Untuk lebih memahami hal tersebut, perhatikan tabel berikut.
Tabel 2.5
Afinitas elektron unsur representatif
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
H
–73
Li Be B C N O F
–60 +100 –27 –122 +19 –141 –328
Na Mg Al Si P S Cl
–53 +30 –44 –134 –72 –200 –348
K Ca Ga Ge As Se Br
–48 – –30 –120 –77 –195 –325
Rb Sr In Sn Sb Te I
–47 – –30 –121 –101 –190 –295
Cs Ba Tl Pb Bi Po At
–45 – –30 –110 –110 –183 –270
Dari Tabel 2.5 dapat dilihat bahwa untuk golongan alkali tanah (IIA) dan gas mulia
(VIIIA) afinitas elektronnya semuanya berharga positif. Hal tersebut menunjukkan
bahwa unsur-unsur golongan IIA dan VIIIA sukar menerima elektron. Afinitas elektron
terbesar ialah golongan halogen (VIIA). Artinya, unsur-unsur golongan VIIA paling
mudah menangkap elektron dan terbentuk ion negatif yang stabil.
Afinitas elektron kecil berarti sukar menangkap elektron.
Afinitas elektron besar berarti mudah menangkap elektron.
Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa afinitas elektron unsur-unsur
dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam
satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan
elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
32