Page 7 - Riyanto.Hitung Cepat
P. 7
Penyelesaaian alternatif Min kali min = plus ini dimulai tahun 1992
dan artikel hasil kajiannya terbit bulan September tahun 1994 dalam
jurnal Pendidikan, Humaniora, dan Sains Program Pascasarjana
(PPs) IKIP Malang dengan judul – x - = +, telaah deduktif. Kajian
ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana cara memeroleh hasil
perkalian antartanda-hitung negatif (-) sama dengan tanda hitung
positif (+). Metode pemecahan yang digunakan sekarang adalah
induktif. Kajian ini penting karena penjelasan yang ada adalah cara
membilang loncat dan menggunakan prinsip momen suatu gaya.
Kedua cara tersebut memiliki kelemahan yaitu membingungkan
terutama bagi pembaca yang belum paham konsep momen dan
membilang loncat. Cara ini penting dikomunikasikan karena beberapa
mahasiswa dan guru matematika yang ditanyai mengenai hal
tersebut tidak dapat menjawab (Riyanto, 1994).
Penelitian mengapa A x B = B x A, bertujuan untuk menjelaskan
bahwa matematika adalah bahasa yang menggunakan bilangan se-
bagai simbol utamanya, yang memiliki ciri objektif dan nonsensibel.
Penjelasan dilakukan dengan menggunakan konsep perkalian dari
suatu lambang bilangan.
Penelitian koreksi terhadap definisi perkalian bertujuan untuk
menjelaskan bahwa definisi perkalian perlu direvisi, khususnya untuk
definisi perkalian suatu bilangan dengan bilangan nol. Perjanjian
yang sekarang berlaku bahwa semua bilangan nyata bila dikalikan
dengan nol maka hasilnya adalah nol. Perkalian didefinisikan sebagai
penjumlahan berulang dari suku-suku bilangan yang sama (Hollands,
1989). Setiap perkalian memiliki sifat asosiasi artinya A x B = B x A,
jika A = 0 maka A x 0 = 0 x A. Untuk perkalian A x 0 dapat dihitung
dengan cara biasa. Bagaimanakah caranya untuk perkalian 0 x A?
Bagaimanakah cara menjumlahkan sebanyak nol kali? Jika tidak
ditemukan cara untuk itu maka definisi perkalian dengan bilangan
nol harus direvisi.
3
Menghitung Cepat dan Mudah