Page 4 - SOTA
P. 4
Gambaran Umum Rencana Produk
Studi/Kajian Awal Produk
E. Dukut (2020) menyampaikan SoTA adalah pelajaran yang diperoleh dari studi-studi
sebelumnya yang merupakan ide asli, merupakan ujung tombak inovatif, menghasilkan
penelitian, merupakan hasil dari grounded research. Dalam grounded research, data
merupakan sumber teori. Secara sederhana SoTA artinya gagasan teori atau konsep
tercanggih/terbaru yang diperoleh dengan cara pembuktian, sehingga teori lama sudah
tidak berlaku lagi.
Untuk mendapatkan SoTA dalam penelitian dapat diraih dengan rumus 3M: Membaca,
Membaca, dan Membaca serta melakukan tinjauaan pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah
yang bereputasi nasional dan internasional secara intensif dan ekstensif. Sebagai
contoh ketiika peneliti akan mencari SoTA tentang “Analisis Tipe Translation Shift
sebagai teknik penerjemahan dalam buku-buku Cerita Bilingual Remaja: perspektif
sistemik fungsional” maka peneliti perlu membaca karya-karya tulis ilmiah tentang
translation shift atau teori pergeseran terjemahan. Translation shift pertama kali
diperkenalkan oleh John Catford pada tahun 1965 (dalam Yosa A Azuhdi, 2014: 1) yang
dibagi menjadi dua jenis yakni level shift dan catagory shift. Dalam konsep terjemahan
level shift, terjemahan bergeser pada tataran gramatika menjadi menjadi tataran
leksikon dalam bahasa sasaran. Sedangkan konsep catagory shift, terjemahan bergeser
dikarenakan menganut sistem penerjemahan secara bebas dan tidak terpatok pada
terjemahan tataran kesetaraan gramatika bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Research gap merujuk pada area penelitian yang belum terpenuhi atau belum
dipelajari secara memadai dalam literatur yang ada. Ini mencerminkan kekosongan
pengetahuan atau pertanyaan penelitian yang masih belum terjawab dengan memadai.
Research gap diperoleh ketika ada sesuatu yang hilang atau belum ada literaturnya.
Identifikasi research gap penting karena membantu peneliti merancang penelitian
yang kontributif dan tidak redundan.
Identifikasi research gap penting karena menjadi dasar peneliti untuk merancang
penelitiannya dan memberikan kontribusi baru untuk mengisi kekosongan tersebut.
Ketika penulis mampu mengisi kekosongan tersebut dan tidak melakukan duplikasi
penelitian sebelumnya, maka ini dikenal dengan research gap. Research gap bisa
diterjemahkan sebagai kesenjangan penelitian.