Page 67 - Emodul Perpajakan
P. 67
Pemotongan PPh Pasal 21/26 dapat menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21/26
dalam bentuk formulir kertas atau e-SPT dalam hal:
1) Melakukan pemotongan PPh Pasal 21 terhadap pegawai tetap dan penerima
pensiun atau tunjangan hari tua berkala dan/atau terhadap Pegawai Negeri Sipil,
anggota TNI/POLRI, pejabat negara dan pensiunannya yang jumlahnya tidak
lebih dari 20 orang dalam satu masa pajak
2) Melakukan pemotongan PPh Pasal 21 (Tidak Final) dan/atau Pasal 24 selain
pemotongan PPh Pasal 21 pada poin 1 dengan jumlah bukti pemotongan tidak
lebih dari 20 dokumen dalam satu masa pajak
3) Melakukan pemotongan PPh Pasal 21 (Final) dengan bukti pemotongan yang
jumlahnya tidak lebih dari 20 dokumen dalam satu masa pajak
4) Melakukan penyetoran pajak dengan SSP dan/atau bukti Pbk yang jumlahnya
tidak lebih dari 20 dokumen
b. Mekanisme Pemungutan PPh Pasal 21/26
PPh Pasal 21 dibayarkan oleh Wajib Pajak melalui pemotongan oleh pihak lain,
yaitu pemberi kerja atau disebut sebagai Pemotong Pajak. Kewajiban Pemotong
Pajak, diantaranya adalah:
1) Pemotong Pajak, setelah memotong pajak wajib menyetorkan pajak ke Bank
Persepsi atau ke Kas Negara atau Kantor Pos menggunakan surat setoran
pajak, selambatnya pada tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
2) Pemotong Pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut ke Kantor Pelayanan
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan menggunakan SPT masa, selambat-
lambatnya pada tanggal 20 bulan takwim berikutnya.
3) Pemotong Pajak wajib memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21, baik
diminta maupun tidak, ketika dilakukannya pemotongan pajak kepada orang
pribadi bukan sebagai pegawai tetap atau penerima pensiun atau penerima
tunjangan hari tua/jaminan hari tua secara berkala, dan PNS, anggota
TNI/POLRI, pejabat negara dan pensiunannya.
4) Pemotong Pajak wajib memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 tahunan
kepada pegawai tetap atau penerima pensiun atau penerima tunjangan hari
tua/jaminan hari tua secara berkala, dan PNS, anggota TNI/POLRI, pejabat
negara dan pensiunannya dalam waktu dua bulan setelah tahun takwim
terakhir.
5) Pasa masa pajak terakhir dalam satu tahun pajak, Pemotong Pajak wajib
menghitung kembali jumlah PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan
pegawai tetap atau penerima pensiun atau penerima tunjangan hari tua/jaminan
60
E-Modul Perpajakan Nita Sofia, S.Pd, M.Pd.E