Page 140 - Kelas V Buku Tema 4 BS
P. 140

Membaca Cerita

                                                   Bacalah cerita berikut.

                                                      Dede Belajar Silat

                         Malam itu setelah magrib  Dede mengajak ayah melihat pasar malam
                    di lapangan ujung desa. Biasanya, saat anak-anak libur sekolah ada pasar
                    malam keliling di lapangan. Ayah dan Dede berjalan menuju lapangan. Di
                    bagian timur lapangan Dede melihat banyak orang berkerumun. “Yah, itu ada
                    apa ya? Banyak orang berkerumun di sana,” tanya Dede. “Entahlah. Ayo kita
                    lihat,” jawab ayah.
                         Dede dan ayah menghampiri kerumunan orang-orang. Ternyata, mereka
                    sedang menonton latihan pencak silat. Dede terpana melihat anak-anak
                    berlatih pencak silat. Gerakan mereka lincah, indah, dan penuh seni. Walaupun
                    badan mereka kecil-kecil, mereka tidak tampak lemah. Mereka terlihat kuat,
                    terampil, dan percaya diri. Dede berbisik-bisik kepada ayah,”Yah, aku ingin ikut
                    pencak silat.” “Hah...kamu mau ikut pencak silat?” tanya ayah antara kaget dan
                    tidak percaya. “Serius?” tanya ayah kurang yakin. “Iya, Yah, serius. Aku ingin
                    jadi pendekar seperti Si Pitung,” canda Dede. “Hahaha...bagus Dede. Selain
                    membuat tubuhmu sehat, ikut pencak silat berarti ikut melestarikan budaya
                    bangsa. Oke, ayo kita bilang Pak Haji,” kata ayah senang.

                         Ayah dan Dede menghampiri Pak Haji Rojali pemimpin perguruan silat itu.
                    Pak Haji Rojali sedang memperhatikan anak-anak yang sedang berlatih. “Pak
                    Haji, Dede ingin ikut pencak silat, apakah boleh?” tanya ayah sopan. “O...tentu
                    saja boleh,” kata Pak Haji Rojali tersenyum senang. Pak Haji berkata “Dede,
                    jika kamu mau belajar silat, syaratnya harus rajin beribadah, patuh kepada
                    orang tua, dan menghormati teman. Kalau sudah pandai silat, gunakan ilmu
                    silatmu untuk kebaikan. “Baik, Pak Haji,” Dede mengangguk.  “Oke Dede, kamu
                    bisa langsung bergabung dengan  teman-temanmu,”  kata  Pak  Haji  Rojali.
                    “Sekarang Pak Haji? Asyiiik,” sahut Dede girang. Dede bergabung dengan
                    teman-temannya. “Ciat...ciat...ciat....,” Dede mengikuti gerakan silat yang
                    diajarkan Bang Toyib, salah satu pelatih silat. Dede mengikuti latihan silat
                    dengan gembira dan semangat.

                         Latihan silat diadakan dua kali seminggu setelah magrib. Dede tekun
                    berlatih. Dia sudah bisa melakukan gerakan memukul, menendang, menangkis,
                    dan menghindar. Bang Toyib, salah satu pelatih memberi penjelasan kepada
                    anak-anak,”Silat adalah seni beladiri, bukan seni menyerang. Dalam suatu
                    pertandingan,  yang  harus  kita  perhatikan  adalah  bagaimana  kita  bisa
                    mengalahkan musuh tanpa harus menyakitinya. Jangan pernah menganggap
                    lawan  bertanding  adalah  musuh,  mereka  adalah  mitra  tanding  untuk
                    meningkatkan  kemampuan  beladiri  kita.” Anak-anak  mengangguk-angguk
                    mendengarkan penjelasan Bang Toyib.




                 134    Buku Siswa SD/MI Kelas V
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145