Page 88 - MODUL_IPS-SOSIOLOGI_2021 (1)_Neat
P. 88
didasarkan pada kepemilikan tanah. Stratifikasi itu adalah sebagai berikut
(Susanto, 1979: 102):
(1) Golongan priyayi, yaitu golongan pegawai pemerintah desa atau para
pemimpin formal di desa
(2) Golongan kuli kenceng, yaitu golongan pemilik sawah yang juga berperan
sebagai pedagang perantara
(3) Golongan kuli gundul, yaitu golongan penggarap sawah dengan sistem
maro (bagi hasil)
(4) Golongan kuli karang kopek, yaitu golongan buruh tani yang mempunyai
tempat tinggal dan pekarangan saja, mereka tidak mempunyai tanah
pertanian sendiri.
3) Stratifikasi Politik
Stratifikasi dalam bidang politik dilihat dari faktor kekuasaan. Mereka yang
memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar akan menempati lapisan teratas.
Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki kekuasaan sama sekali menduduki
lapisan politik terbawah. Kekuasaan dalam suatu masyarakat biasanya
dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat. Golongan tersebut dinamakan the
ruling class atau golongan yang berkuasa. Mereka ini menduduki lapisan tertinggi
dalam stratifikasi politik sebagai elit politik. Mereka inilah yang memegang dan
menjalankan kekuasaan dalam suatu negara.
Stratifikasi politik atau pelapisan sosial berdasarkan kekuasaan bersifat
bertingkat-tingkat (hierarki) yang menyerupai suatu piramida. Menurut Mac Iver,
ada tiga tipe umum dalam sistem dan lapisan kekuasaan atau piramida
kekuasaan, yaitu tipe kasta, tipe oligarki dan tipe demokrati (Keesing, 1999: 80-
85).
(1) Tipe Kasta, adalah sistem pelapisan kekuasaan dengan garis pemisah
yang tegas dan kaku. Tipe ini biasanya terdapat pada masyarakat yang
menganut sistem kasta, dimana hampir tidak terjadi mobilitas vertikal.
Garis pemisah antara masing-masing lapisan hampir tak mungkin
ditembus
(2) Tipe Oligarki adalah sistem lapisan kekuasaan yang masih mempunyai
garis pemisah tegas, tapi dasar pembedaan kelas sosial ditentukan oleh
IPS - Sosiologi | 77