Page 36 - E-book kelas 6
P. 36
Pengayaan
Seorang Pemburu yang Dimangsa oleh Anjing-anjingnya Sendiri
Diceritakan pada suatu pagi, seorang pembu ru bernama Koka, sedang dalam
perjalanan menu ju sebuah hutan untuk berburu binatang. Dia mem bawa busur panah
di tangannya, diiringi sekelompok anjing pemburu. Dalam perjalanan menuju hutan
dia bertemu seorang bhikkhu yang sedang berjalan menuju desa untuk pindapata.
Melihat bhikkhu terse but, pemburu Koka memendam rasa marah. Sam bil melanjutkan
perjalanannya, dia berpikir, “Pagi ini saya bertemu orang pembawa ketidakberuntungan,
hari ini pasti saya tidak mendapatkan apa-apa”. Setelah selesai ber -pindapata, bhikkhu
tersebut pulang kembali ke Viharanya.
Demikian pula pemburu Koka yang telah berkeliling di hutan dan tidak memperoleh
satupun binatang buruannya. Nampak kekesalan menyelimuti wajahnya sambil keluar
dari hutan, untuk pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan pulang si pemburu bertemu
kembali dengan bhikkhu yang dijumpainya sebelum masuk ke hutan. Melihat bhikkhu itu
lagi, dia menjadi amat marah dan pikirnya: “Tadi pagi saya bertemu dengan si pembawa
ketidakberuntungan ini, lalu saya pergi ke hutan untuk berburu binatang, ternyata
saya tidak mendapatkan apa-apa. Sekarang tiba-tiba dia muncul lagi di hadapan saya,
kemudian muncullah niat jahatnya dengan me nyuruh anjing-anjingnya untuk memakan
bhikkhu tersebut”.
Pemburu Koka segera memerintahkan anjing-anjing nya untuk menyerang bhikkhu itu.
Bhikkhu tersebut memohon belas kasihannya dengan ber kata, “Jangan, jangan lepaskan
anjing-anjing itu”. Pemburu Koka menjawab: “Hai, Orang pembawa ketidakberuntungan,
pagi hari ini saya bertemu denganmu, dan karena kamu pembawa ketidakberuntungan.
Saya tidak mendapatkan satu binatang buruan apapun di hutan. Sekarang kamu
muncul lagi di hadapan mata saya, biarlah anjing-anjing saya memakanmu, hanya itu
yang ingin saya katakan”. Setelah berkata demikian, tanpa banyak bicara lagi pemburu
Koka segera melepas anjing-anjingnya dan memerintahkan untuk menyerang bhikkhu
tersebut. Bhikkhu tersebut segera berlari karena dikejar-kejar anjing. Akhirnya bhikkhu
itu memanjat pohon, dan duduk di cabang pohon. An jing-anjing itu tetap memburunya,
menggonggong dan menggeram-geram di bawah pohon, bersiap-siap un tuk menerkam
bhikkhu tersebut. Pemburu Koka yang mengikuti anjingnya, berdiri di bawah pohon
sambil berkata: “Kamu pikir kamu dapat melepaskan diri dari cengkeraman saya dengan
naik ke pohon itu?”.
Belum puas dengan ulah yang dibuatnya, timbullah niat jahat yang lain, dia ingin
memanah kaki bhikkhu. Kemudian, pemburu Koka segera memanah kaki bhikkhu yang
tergantung itu dengan anak panahnya.
Bhikkhu tersebut sekali lagi memohon: “Jangan panah saya, Saudara”. Pemburu Koka
tidak memperdulikan permo honan bhikkhu itu, ia tetap memanah kaki sang bhikkhu
itu. Semakin banyak anak panah menembus salah satu kaki sang bikkhu. Kemudian,
bhikkhu tersebut menarik kakinya yang terluka, dan membiarkan kaki yang sa tunya
30 Kelas VI SD