Page 111 - E bokk Kelas_04_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2017-1-115_Neat
P. 111
dipraktikkannya sejak kehidupan-kehidupan lampaunya yang tak terhingga.
Karena kebaikannya itu, ia dikenal dengan nama Raja Gajah yang Baik Hati.
Ketika gajah ini dewasa, semua gajah lainnya yang berada di hutan datang
untuk mengikuti dan melayaninya. Tidak lama kemudian, pengikutnya
berjumlah delapan puluh ribu ekor gajah. Sayang, karena jumlah gajah yang
begitu besar, membuat mereka mendapat banyak gangguan sehingga untuk
dapat hidup lebih tenang, Ia memisahkan diri dari kawanan itu dan hidup
sendiri di hutan terpencil.
Suatu ketika, Raja Gajah ini mendengar isakan seorang pengelana yang
tersesat dan ketakutan di hutan itu. Sambil berjalan perlahan ke arah pengelana
itu, Raja Gajah bertanya, “Wahai manusia, mengapa kamu berkeliaran tanpa
tentu arah dan berteriak penuh kepanikan?” “Oh, Tuah Gajah, “ jawab lelaki itu.
“Saya kehilangan arah, tersesat penuh keputusasaan dan saya takut jika saya
mati karenanya!”
Lalu, Boddhsattva mengajaknya ke tempat tinggalnya. Raja Gajah
menjamunya dengan buah-buahan terbaik dan kacang-kacangan,
membuatnya nyaman dan terhibur. Setelah beberapa hari, Raja Gajah berkata,
“Sahabatku, jangan khawatir, saya akan membawamu ke perkampungan.
Duduklah di punggungku.” Kemudian, Raja Gajah mengantarnya menuju
perkampungan tempat tinggal manusia.
Setelah keluar dari hutan yang lebat dan mendekati jalan menuju Benares,
Raja Gajah yang Baik Hati ini berpesan, “Sahabatku, susurilah jalan ini menuju
Benares. Ditanya ataupun tidak, tolong jangan katakan kepada siapa pun
tempat tinggalku.” Selesai mengucapkan kata-kata perpisahan, gajah berbudi
baik itu kembali menuju tempat tinggalnya yang tersembunyi dan aman.
Ayo, Diskusikan
Berdasarkan hasil pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan di atas,
diskusikan bersama kelompokmu untuk melakukan hal-hal berikut.
1. Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar
dan bacaan di atas.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 105