Page 5 - JIHAN EKSIFA AMELIA
P. 5
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 14, No. 2, Desember 2019, eISSN 2654-3427
janin makin terhambat, akibatnya bayi yang ibu hamil tidak mempunyai cadangan zat gizi
dilahirkan menderita BBLR. 22 yang adekuat untuk menyediakan kebutuhan
Ibu hamil dinyatakan KEK apabila fisiologi kehamilan yakni perubahan hormon dan
memiliki batas ambang pengukuran LILA < 23,5 meningkatkan volume darah untuk pertumbuhan
cm, hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK janin, sehingga suplai zat gizi pada janinpun
diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. berkurang. Akibatnya pertumbuhan dan
Kejadian KEK tersebut disebabkan karena perkembangan janin terhambat dan lahir dengan
ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi berat yang rendah.
yang dibutuhkan tubuh ibu hamil tidak dapat Hasil ini didukung oleh pendapat Yuniati
47
tercukupi. Penambahan 200 – 450 kalori per hari (2003) yang mengatakan bahwa LILA dan
dan 12 – 20 gram per hari protein dari kebutuhan kadar Hemoglobin ibu hamil mempunyai peranan
ibu hamil adalah angka yang mencukupi untuk penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
memenuhi kebutuhan gizi janin. 16 janin. Pada ibu hamil yang menderita KEK akan
Implikasi ukuran LILA terhadap berat bayi menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil dan
lahir adalah bahwa LILA menggambarkan suplai nutrisi dari ibu ke janin berkurang,
keadaan konsumsi makanan terutama konsumsi sehingga terjadi retardasi perkembangan janin
energi dan protein dalam jangka panjang. intra uteria dan bayi dengan berat lahir rendah. 48
Kekurangan energi secara kronis ini disebabkan
KESIMPULAN DAN SARAN
Status anemia berhubungan dengan dengan pencegahan pada ibu hamil untuk mengkonsumsi
LILA ibu hamil di daerah endemik malaria Kota tablet besi.
Bengkulu. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
DAFTAR PUSTAKA
1. Marlapan, S., Wantouw, B., Sambeka, J.2013. 6. Dinas Kesehatan Bengkulu. 2012. Laporan
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Tahunan Penemuan Dan Pengobatan
Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Malaria Provinsi Bengkulu 2011.
Puskesmas Tumuning Kec.Tumunting Kota Bengkulu
Manado Tahun 2013. Manado: Universitas 7. Chahaya, Indra. 2003. Pengaruh Malaria
Sam Ratulangi. Selama Kehamilan. Medan : Bagian
2. Triwidiyanti, D., Sabarudin, U., Anwar, R. Kesehatan Lingkungan, FKM USU.
2011. Hubungan Status Gizi dengan Anemia 8. Lubis, Z. 2003. Status Gizi Ibu Hamil
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Serta Pengaruhnya terhadap Bayi Yang
Garuda Kota Bandung. Jurnal Pendidikan dilahirkan. Pengantar falsafah sains
Bidan. (PPS702) Program Pasca Sarjana S3 IPB
http://www.jurnalpendidikanbidan.com/. November 2003, Bogor.
Diakses 24 September 2013 9. Supariasa, I., Bakrie, B., Fajar, L. 2002.
3. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta. Diakses 10. Notoatmodjo, S.2010. Metodologi
dari http://www.profile dinaskesehatan kota Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
jakarta.ac.id diakses 2 oktober 2013 Cipta
4. Darmono. 2009. Status Gizi Pada Awal 11. Sopiyudin, M. D. 2012. Statistik Untuk
Kehamilan Studi di Kabupaten Demak tahun Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
2009. Thesis. Semarang: Universitas Salemba Medika.
Diponegoro. 12. Antarini, Y. 2003. Hubungan Status Gizi
5. Dinas Kesehatan Bengkulu. 2010. Laporan (LILA dan Kadar Haemoglobin) Ibu
tahunan penemuan dan pengobatan malaria Hamil Trimester III Dengan Berat Lahir
provinsi bengkulu 2009. Bengkulu : Dinkes Bayi.
| 100