Page 174 - E- Modul Dasar Listrik dan Elektronika
P. 174
E-Modul Dasar Listrik dan Elektronika
Dengan:
P = daya listrik satuannya watt (W)
V = tegangan listrik satuannya volt (V)
I = kuat arus listrik satuannya ampere (A)
R = hambatan listrik satuannya ohm ( Ω ).
Pada rangkaian arus searah, perkalian antara tegangan dan arus memberikan nilai daya
listrik yang diperlukan oleh rangkaian tersebut, di mana factor daya tidak diperlukan dalam
rangkaian ini. Dunia industri menggunakan satuan watt untuk peralatan yang mengkonsumsi listrik
dalam jumlah kecil. Contoh peralatan listrik yang menggunakan satuan watt adalah seterika listrik,
rice cooker, dan hair dryer. Peralatan refrigerasi dan tata udara lazimnya menggunakan satuan
horsepower (hp) dan british thermal unit (Btu). Di mana 1 hp = 746 watt, dan 1 watt = 3,41
Btu/hour.
1 Hp = 746 watt
1 watt = 3,41 Btu/hours
Konversi lazim digunakan di industri refrigerasi dan tata udara untuk menghitung kapasitas
suatu pemanas listrik dalam Btu/hour, bila yang diketahui nilai daya listrik dalam satuan watt.
Konversi dari satuan watt ke satuan Hp juga kadang-kadang diperlukan.
1. Daya Listrik Pada Suatu Alat Listrik
Misalnya pada sebuah lampu bertuliskan 60 W / 220V artinya lampu akan menyala
dengan baik, jika dipasang pada tegangan 220 Volt dan selama 1 detik banyaknya energi
listrik yang diubah menjadi energi cahaya 60 joule. Jika lampu dipasang pada tegangan
lebih besar dari 220 V maka lampu akan rusak. Sebaliknya jika dipasang pada tegangan
kurang dari 220 V, lampu menyala kurang terang . Ada kalanya alat-alat listrik tidak
mencantumkan daya listriknya, tetapi tertulis tegangan dan kuat arus. Misalnya, motor
listrik bertuliskan 220 V – 0,5 A. Artinya motor akan bekerja dengan baik jika dipasanga
pada tegangan 220 Volt dan akan mengalir arus listrik 0,5 Ampere. Jadi jika anda ingin
membeli lampu listrik maka belilah lampu listrik yang dayanya kecil tetapi nyalanya
terang.
Page 157