Page 266 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 266
Pengayaan Materi Sejarah
Puncak konflik dari polemik tersebut lahirlah Keputusan
Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/KOTI, sejak 17 Desember
1964, Badan Pendukung Soekarnoisme (BPS) dibubarkan dan
dilarang.Presiden Soekarno selaku Panglima Tertinggi KOTI
ingin memelihara equilibrium antar kekuatan kiri. Keputusan
pelarangan, itu ditindak lanjuti dengan larangan terbit 21
surat kabar pendukung BPS bisa menimbulkan disequilibrium
di bidang pers dan pendapat umum. Kepala Staf KOTI,
Letnan Jenderal A.Yani yang juga Menteri/Panglima Angkatan
Darat memerintahkan Kepala Penerangan KOTI dan Angkatan
Darat Brigjen Ibnu Subroto untuk memelihara equilibrium
dengan menerbitkan koranBerita Indonesia bentuk baru,
menjadi Berita Yudha dan Merdeka menjadi Angkatan
Bersendjata, yang tetap menggunakan staf dan karyawan
kedua koran tersebut. Partai Murba dan Angkatan Darat
merupakan kekuatan politik yang riil pendukung program
revolusi Soekarno. Koalisi antara keduanya oleh PKI dianggap
sebagai bahaya bagi PKI yang bisa mengulangi peristiwa
“bersejarah” 3 Juli 1946.
Sekali pun BPS dibubarkan, tokoh-tokohnya yang juga
tokoh Partai Murba yang menjabat sebagai menteri, seperti
Chairul Saleh, Adam Malik dan Priyono tidak di-retool oleh
Presiden.
4. Konflik Angkatan Darat – PKI
TNI-Angkatan Darat merupakan seteru “tradisional”
bagi PKI sejak masa revolusi pada 1945.Pada masa
kepemimpinan Presiden Soekarno kembali terjadi eskalasi
konflik dan konfrontasi terbuka antara keduanya.PKI merasa
dirugikan dan dihalang-halangi aktivitasnya berdasarkan
Undang-Undang Keadaan Bahaya (UUKB) yang diberlakukan
sejak Maret 1957, namun Presiden Soekarno masih
27
memberikan fasilitas dan ruang bergerak kepada PKI. Pada
bulan September 1959, Presiden Soekarno memberikan ijin
PKI untuk mengadakan Kongres (Kongres VI). 28
Sejak akhir 1963 dan awal 1964 dikalangan Angkatan
Darat merasakan memanasnya situasi politik akibat aksi
254