Page 287 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 287

oleh    pimpinan    partai-partai   yang   menandatangani
                          pernyataan  tersebut.  Bahwa  pernyataan  tanggal  10  Maret
                          1966  itu  dibuat  dalam  keadaan  yang  sangat    tergesa-gesa,
                          dan    Waperdam     II   tidak   mengabulkan   permintaan
                          parpol/ormas yang meminta perpanjangan waktu sampai jam
                          20.00 malam.
                                Jenderal  Soeharto  mengetahui  rencana  kampanye
                          politik  Presiden  Soekarnoitu  sangat  strategis  yang  bisa
                          memojokkan kekuatan Pancasila dan gerakan yang menuntut
                          pembubaran  PKI.  Hal  ini  berarti  memberikan  peluang  dan
                          kesempatan  bagi  para  pendukung  G-30-S/PKI  untuk  bisa
                          mengkonsolidasi  kekuatan  politiknya.  Situasi  akan  terbalik,
                          apabila  kekuatan  yang  menuntut  pembubaran  PKI  dianggap
                          sebagai  kekuatan  yang  kontra  revolusi.  Pada  hari  Selasa
                          malam  Rabu  tanggal  8/9  Maret  1966,  di  Markas  Besar
                          Angkatan  Darat  Jenderal  Soeharto  mengadakan  rapat  Staf
                          membahas situasi politik dan keamanan yang berubah-ubah
                          sangat cepat. Rapat menyimpulkan perlu dilakukan tindakan
                          untuk  menggagalkan  manuver  politik  Presiden  Soekarno.
                          Sidang  kabinet  yang  dipastikan  akan  membela  PKI,  harus
                          digagalkan.  Asisten  Operasi  Brigjen  Soemitro  diperintahkan
                          untuk menyusun rencana operasinya.
                                Pada  hari  Rabu  tanggal  9  Maret  1966,  diadakan  rapat
                          lanjutan  yang  dipimpin  oleh  Wapangad  Mayor  Jenderal  M.
                          Panggabean,  yang  dihadiri  oleh  para  petinggi  TNI-AD
                          membahas rencana operasi dan penempatan pasukan RPKAD
                          disekitar  Istana.  Keputusan  rapat  Panglima  Kostrad  Oemar
                          memerintahkan  untuk  menarik  semua  pasukan  yang  telah
                          berada di sekeliling istana.
                                Pasukan  RPKAD  tanpa  inisial  sudah  ditempatkan  di
                          sekitar istana sejak awal Maret 1966. Tugasnya, menangkap
                          dr.  Soebandrio  yang  berlindung  di  Istana,  tidak  berani
                          keluar. 56

                                Dislokasi  pasukan  RPKAD  (tanpa  identitas)  diketahui
                          oleh  pihak  istana.  Seusai  memberikan  pengarahan  kepada
                          pimpinan  partai-partai  poltik,  pada  malam  10  Maret  1966,
                          Presiden gelisah merasa terancam keselamatannya, ingin



                                                                                 275
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292