Page 13 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 13

PENDAHULUAN

                   Oleh Mukhlis PaEni















                   Pada tanggal 19 Agustus 1945, dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar
                   Dewantara dilantik menjadi Menteri Pengajaran pada Kabinet Presidensial I yang masa kerjanya
                   sangat pendek, hanya empat bulan, dari 19 Agustus 1945 s/d 14 November 1945. Walau hanya
                   berumur empat bulan, pengangkatan Ki Hajar Dewantara sangat penting artinya karena Ki Hajar
                   Dewantara-lah yang meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional Indonesia, yang formalnya diambil
                   secarah utuh dari Konsep Pendidikan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan swasta yang didirikan
                   oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 juli 1922, yang ketika itu bernama National Onderwijs
                   Istitut Taman Siswa.

                   Pengangkatan Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pengajaran yang pertama dianggap sebagai sebuah
                   momentum untuk memotong mata rantai sistem pendidikan kolonial yang didirikan Pemerintah Hindia
                   Belanda yang dianggap sangat intelektualistik dan materialistik. Menurut Ki Hajar Dewantara, sistem
                   pendidikan kolonial itu sangat gersang karena berbagai kebutuhan bangsa tidak terjawab atau dengan
                   kata lain tidak terpenuhi. Lulusan Holand Indise School (HIS) yang didirikan pemerintah kolonial untuk
                   bumiputera, misalnya, sekalipun memberi kesempatan yang luas pada bumiputera untuk memperoleh
                   pendidikan, namun oleh Ki Hajar Dewantara dianggap tidak memberi harapan seperti yang diinginkan
                   banyak orang.

                   Kegelisahan itulah yang mendorong Ki Hajar Dewantara merombak sistem pendidikan warisan kolonial
                   dengan mengembalikannya ke suatu bentuk sistem baru, yang disebut dengan “Konsep Pendidikan
                   Nasional Indonesia”. Dasar-dasar Konsep Pendidikan Nasional berasal dari kepribadian bangsa. Dengan
                   demikian, menurut Ki Hajar Dewantara, proses pembelajaran harus bertumpu pada ketiga hal berikut:

                         1.  Ing ngarsa sung tuladha, yang berarti seseorang yang berada di depan harus dapat memberi
                            teladan atau contoh. Siswa tidak hanya mempelajari pengetahuan semata, tetapi juga belajar
                            tentang lingkungannya, termasuk belajar mengenai pribadi pendidiknya secara personal. Oleh
                            karena itu para pendidik dituntut dan diharuskan memiliki karakter dan kepribadian yang
                            dapat ditiru oleh anak didiknya.
                         2.  Ing madya mangun karsa,  yang berarti seseorang dituntut memiliki kemampuan untuk
                            menciptakan kreativitas, prakarsa, ide-ide di antara orang lain. Kreativitas tersebut pada
                            dasarnya  menuntut seseorang  agar dapat membangkitkan minat dan semangat belajar
                            muridnya/siswanya. Dalam hal ini seorang guru tidak diperlukan mengajar terlalu banyak,
                            tetapi diminta  agar memberi motivasi sebanyak-banyaknya kepada  murid/siswanya  agar
                            mampu berpikir kritis, mandiri, dan aktif.

                         3.  Tut  wuri handayani,  seorang pendidik harus  dapat memberi dorongan dan arahan kepada
                            murid dan siswanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Caranya adalah seorang guru
                            harus memberi dorongan kepada murid dan siswanya agar memahami bahwa dalam belajar
                            selalu harus tuntas dan berkelanjutan karena itu merupakan kunci sukses.




                                                          MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  1
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18