Page 15 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 15

Penunjukan  Ki Hajar  Dewantara  sebagai Menteri Pengajaran  tidak  dimaksudkan  hanya  sebatas   3.  Pembangunan kebudayaan nasional Indonesia yang bertopang pada prinsip pelestarian
 pengajaran dalam arti sekolah dan pendidikan secara sempit, tetapi juga mencangkup masalah-masalah   budaya melalui kinerja, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.
 kebudayaan. Ki Hajar Dewantara merumuskan secara konsisten pandangannya tentang pembangunan
 kebudayaan nasional Indonesia, sebagaimana dilontarkankannya dalam “Polemik Kebudayaan” tahun   Ketiga hal utama itulah yang sesungguhnya diolah dan dikembangkan dengan berbagai program oleh
 1930-an, bahwa yang disebut dengan kebudayaan nasional Indonesia sesungguhnya adalah “puncak-  para Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya hingga hari ini. Ketika terjadi penggantian kabinet
 puncak kebudayaan daerah”.  pada bulan November 1945, dari Kabinet Presidential ke Kabinet Syahril I, jabatan Menteri Pengajaran
                   yang dijabat Ki Hajar Dewantara diserahterimakan ke tangan Mr. Todung Sutan Gunung Mulia Harahap,
 Dengan demikian, menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan nasional Indonesia ialah puncak-puncak   yang secara konsisten melanjutkan program pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang telah
 dan sari-sari kebudayaan yang bernilai tinggi di seluruh kepulauan, baik yang lama maupun ciptaan baru,   diletakan dasar-dasarnya oleh Ki Hajar Dewantara, yang menyangkut tiga hal utama, yakni 1) mengubah
 yang berjiwa nasional. Karena itu janganlah segan-segan:  kurikulum agar sesuai dengan wawasan kebangsaan, 2) memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan,
                   serta 3) memperluas jangkauan lembaga-lembaga pendidikan agar tidak terfokus pada pendidikan umum
 1.  menghentikan pemeliharaan segala kebudayaan lama yang merintangi kemajuan kehidupan
 peri kemanusiaan;  saja, namun juga pada pendidikan agama. Selain itu Mr. Todung Sutan Gunung Mulia Harahap berhasil
                   menerbitkan Surat Keputusan Pemerintah yang menetapkan bahwa urusan keagamaan yang semula
 2.  meneruskan pemeliharaan kebudayaan yang bernilai dan bermanfaat bagi hidup dan peri   bagian dari Departemen Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan berubah menjadi urusan Departemen
 kehidupan yang perlu perubahan diperbaiki dan disesuaikan dengan alam dan zaman baru; serta  Dalam Negeri. Mr. Todung Sutan Gunung Mulia Harahap hanya menjabat Menteri Pengajaran selama
                   empat bulan, karena setelah Kabinet Syahrir II dibentuk ia pun diganti oleh Muh Syafei sampai dengan
 3.  memasukkan segala bahan kebudayaan dari luar ke dalam alam kebudayaan kebangsaaan kita,
 asalkan yang dapat memperkaya dalam kehidupan bangsa kita.  2 oktober 1946, yang kemudian digantikan lagi oleh Mr. Soewandi. Keduanya dapat dikatakan tidak
                   terlepas dari bayang-bayang kebijakan Menteri Pengajaran sebelumnya; bahkan ketika Mr. Soewandi
 Pemahaman dasar tentang proses pembangunan kebudayaan nasional Indonesia dari Ki Hajar Dewantara   menjabat sebagai Menteri Pengajaran ia membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia
 inilah yang menjadi inti program pelestarian kebudayaan Indonesia yang dilakukan hingga kini, yang   yang diketuai oleh Ki Hajar Dewantara. Salah satu tujuan utama panitia ini adalah menjabarkan secara
 bertopang pada prinsip perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Pemahaman dasar   rinci Program Kebijakan Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan yang telah diletakkan oleh Ki Hajar
 tentang pelestarian kebudayaan Ki Hajar Dewantara inilah yang mengilhami Undang-undang Pemajuan   Dewantara  agar  dapat  diaplikasikan  dalam  program  aksi dan  dapat  dilaksanakan  secara  merata  di
 Kebudayaan No. 5 Tahun 2017, seperti yang  dituangkan dalam Undang-undang  (UU) Pemajuan   seluruh Indonesia. Sepanjang tahun sejak Kemerdekaan Indonesia 1945 s/d 1950 tidak banyak yang
 Kebudayaan sebagai berikut:  dapat dilakukan oleh para menteri kecuali melanjutkan kebijakan dan mengisi berbagai program dan

 1.  Bahwa  untuk  memajukan kebudayaan  nasional indonesia  diperlukan  langkah  strategis   melanjutkan tugas-tugas rutin di Kementerian Pengajaran. Dr. Abu Hanifah DT. Marajo Ameh menjadi
 berupa upaya pemajuan kebudayaan melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan   Menteri Pengajaran  Republik Indonesia  Serikat (RIS) pertama  dan sekaligus  Menteri Pengajaran
 pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari   RIS terakhir. Masa jabatannya relatif lebih lama dibanding menteri-menteri pengajaran sebelumnya,
 secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.  yang rata-rata hanya menjabat kurang dari satu tahun, seperti Mr. Soewandi, Mr. Gunarso, Mr. Ali
 2.  Pemajuan kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya   Sastroamidjojo, dan Mr. Teuku Moh Hasan, kecuali Sarmidi Mangunsarkoro yang menjabat lebih dari satu
 Indonesia di tengah peradaban dunia melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan   tahun.
 pembinaan kebudayaan.
 3.  Perlindungan adalah upaya menjaga keberlanjutan kebudayaan yang dilakukan dengan cara   Ada tiga hal penting yang menandai masa jabatan Sarmidi Mangunsarkoro selaku Menteri Pengajaran,
 inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi.  yakni mewajibkan pengajaran agama untuk masing-masing penganut dan pembenahan Balai Pustaka
 4.  Pengembangan adalah upaya  menghidupkan ekosistem kebudayaan serta  meningkatkan,   menjadi lembaga penerbitan yang berada secara langsung di bawah Kementerian PP dan K dan
 memperkaya, dan menyebarluaskan kebudayaan.  ditargetkan secara khusus agar menerbitkan buku-buku bermutu untuk bacaan di semua sekolah. Hal
 5.  Pemanfaatan adalah upaya pendayagunaan objek pemajuan kebudayaan untuk menguatkan   ini penting karena kebutuhan buku untuk mendukung kegiatan belajar sangat penting artinya. Setelah
 ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam mewujudkan   Dr. Abu Hanifah, Dr. Bahder Djohan (1950–1951) dan (1952–1953) menjabat sebagai Menteri PP dan K.
 tujuan nasional.  Ada tujuh hal utama yang menjadi fokus perhatian Dr. Bahder Djohan dalam pembangunan Pendidikan
 6.  Pembinaan adalah upaya pemberdayaan sumber daya manusia kebudayaan, lembaga   Nasional, yakni sebagai berikut:
 kebudayaan, dan pranata kebudayaan dalam meningkatkan dan memperluas peran aktif   1.  Menentukan corak, macam, serta isi pendidikan dan pengajaran kepada warga negara baik
 dan inisiatif masyarakat.  dalam maupun di luar sekolah.
 Ada tiga hal utama yang menjadi tonggak pembangunan pendidikan dan kebudayaan menurut Ki Hajar   2.  Menyelenggarakan, memimpin, menyokong, serta mengamati semua macam pendidikan
 Dewantara, yakni sebagai berikut:
                            pengajaran yang dimaksud pada butir “1”.
 1.  Pemotongan mata rantai sistem pendidikan buatan kolonial yang telah berlangsung lama,   3.  Mengamat-amati pendidikan dan pengajaran bahasa asing.
 yang dianggap sangat intelektualistik dan materialistik.
                         4.  Menyelidiki menurut syarat-syarat ilmu pengetahuan soal pendidikan dan pengajaran.
 2.  Diletakannya sistem pendidikan nasional yang dasar-dasarnya berasal dari kepribadian bangsa,
 yang bertumpu pada ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.  5.  Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi mengenai pendidikan dan pengajaran.




 2  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  3
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20