Page 6 - Merayakan Guru Bangsa
P. 6
KATA PENGANTAR
Setiap tahun di Indonesia, sejak 1960, 2
Mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional.
Jika 17 Agustus adalah hari kemerdekaan dan
diperingati secara nasional untuk menggelorakan
semangat kemerdekaan dari belenggu penjajah,
maka hari pendidikan nasional ini perlu diberi
makna lebih, digaungkan sebagai hari penting bagi
dunia pendidikan di Indonesia, bukan hanya sekedar
prosesi seremonial berupa upacara, ada pidato, lalu
setelah itu selesai tanpa jejak nyata.
Pengalaman Ki Hajar Dewantara yang
telah menceburkan diri dalam kancah pendidikan
karena beliau menilai kolonialisme akan terus ada
di dunia ini dalam berbagai bentuk dan alasan yang
menyertainya. Penguasaan negara atas negara lain,
penguasaan bangsa atas bangsa lain, penguasaan
umat beragama terhadap umat beragama lain, dan
bentuk-bentuk semacam itu tidaklah tepat bagi
Indonesia yang telah memilih jalan demokrasi dalam
menjalankan kehidupan bernegaranya. Dalam satu
kesempatan Ki Hajar Dewantara mengatakan, bahwa
“Keadaan yang berjiwa kolonial itu tidak akan lenyap,
jika hanya dilawan dengan pergerakan politik saja. Oleh
karena itu janganlah kita hanya melulu mementingkan
perlawanan terhadap pada luar saja, akan tetapi harus
juga mementingkan menyebar benih hidup merdeka di
kalangan rakyat kita sendiri dengan jalan pengajaran,
yang disertai Pendidikan nasional”.
Tahun ini, Direktorat Sejarah,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud,
menyelenggarakan perhelatan Merayakan Guru
6