Page 13 - MODUL PUISI
P. 13
Pilihan kata (diksi) dalam puisi “Kata” mempunyai efek sedih, berat,
tragis, dan keputusasaan. Hal itu dapat terlihat dari penggunaan kata:
ruang kosong, momok, terperangkap, bersembunyi, menenggelamkan, dan
tanpa sisa. Dominasi bunyi konsonan k, p, t, s, dan vokal o, u
menciptakan efek suasana kacau, tidak teratur, tidak menyenangkan,
perasaan murung, sedih, gundah, dan kecewa.
h. Kata konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara konkret.Oleh karena itu,
kata-kata diperkonkret.Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas, namun
bagi pembaca kadang sulit ditafsirkan maknanya.
Contoh:
Burung dara jantan yang nakal
Yang sejak dulu kau piara
Kini terbang dan telah menemu jodohnya
Ia telah meninggalkan kandang yang
Kaubuatkan
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya
i. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda
atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Berikut beberapa jenis gaya bahasa:
1. Gaya Bahasa Perbandingan
Metafora, mengungkapkan makna yang tersirat dengan
membandingkannya dengan suatu perumpaan kiasan atau benda.
Contoh: Aku karya Chairil Anwar
“Aku ini binatang jalang dari kumpulan yang terbuang”
Antitesis, mengungkapkan gagasan dengan menyatakan pasangan
kata yang berlawanan artinya.
Contoh: Kepada Kawan karya Chairil Anwar
Isi gelas sepenuhnya lantas kosong
Personifikasi, mengungkapkan benda mati seolah-olah hidup
selayaknya benda bernyawa.
Contoh: penggalan Bangku-Bangku Taman karya Abdul Hadi VW
Bangku bangku taman di bawah pohon rimbun, minta kita
Marilah datang sepasang-sepasang
2. Gaya Bahasa Pertautan
Paralelisme, merupakan majas yang mengulangi kata atau frase pada
awal baris atau bait.
Contoh: Cinta yang agung karya Kahlil Gibran
13