Page 18 - VETNESIA EDISI 29
P. 18

CERITA PENDEK



             Mata ini pun terjaga setelah    dengan tuanmu membuatmu                Aku tak bisa berkata apa­apa,
          aku terlelap sekitar dua jam. Jam   bahagia dan bisa bebas bermain    lidahku seperti terkunci. Entah
          di dinding ruangan observasi       berlari”.                          kenapa air mata ini pun ikut
          menunjukkan pukul 23.52 wita.         Brownie menghembuskan           menetes.
          Sebentar lagi jadwal makan         nafas terakhirnya, matanya             “Tolong kuburkan dia
          Brownie, namun baru saja aku       tertutup rapat. Aku masih          selayaknya Dok, kami masih
          mau menyuapinya, kulihat Brownie   mengecek detak jantungnya untuk    empat hari lagi baru bisa pulang,
          seperti meneteskan air mata dan    memastikan keadaannya, hingga      nanti kami akan selalu berkunjung
          memandang ke satu sisi di          akhirnya meraih telpon selular     ke makamnya, total aja semua
          belakangku. Brownie tidak sedang   untuk menelpon pemiliknya.         berapa biayanya Dok ya, makasih
          menatap manik mataku, aku pun      Kulihat jam tepat 00.00 wita, mirip   sudah banyak membantu selama
          menoleh ke belakang dan spontan    cerita di film­film horor, bersamaan   Brownie hidup hingga akhir
          membiarkan Brownie bebas           dengan itu terdengar suara         hayatnya, semoga Dokter
          memandang sisi yang menurutku      dentang jam tua dari rumahku,      disehatkan dan selalu dalam
          tidak ada siapa­siapa. Brownie     memecah kesunyian malam.           lindungan Tuhan”.
          melolong, aku melihat air mata     Hanya cukup satu kali dering,          Tiba­tiba penglihatanku gelap,
          keluar dari sudut matanya.         telponku pun  langsung diangkat.   dan ruangan observasi serasa
          Tubuhnya mulai kejang, aku pun     Terdengar suara isak tangis di     berputar, masih aku dengar nada
          bergegas mengambil injeksi anti    sana, padahal aku belum berkata    sela dari istriku di telpon seluler.
          konvulsi dan menyiapkan            apa­apa.                           Namun aku tak mampu berkata­
          peralatan oksigen. Namun semua        “Hallo dok, Iya Dok, Brownie    kata lagi, telpon di genggamanku
          berjalan begitu cepat, belum       sudah pergi ya, saya barusan       pun terjatuh. Kurasakan tubuhku
          sempat obat masuk dan peralatan    terbangun, saya bermimpi dia       limbung, ringan menyentuh lantai
          terpasang, Brownie semakin         pamitan dengan saya, Tante yang    dan aku pun tak ingat apa­apa
          melemah dan bernafas satu­satu.    menjemputnya, hari ini tepat       lagi.
          Aku hanya bisa mengelus            empat puluh hari meninggalnya
          tangannya sambil berkata lirih,    Tante saya, Dok.”                      **********
          “Pergilah Brownie jika berkumpul







                  sarana tepat
                   BRANDING                                            ADVERTISING

               PERUSAHAAN
                     PRODUK
                    LAYANAN
                         Anda


















                     HOTLINE :
                    0818.898.310
               Drh. Shinta Rizanti Binol
                email : iklan@pdhi.or.id






                                             Mei 2021      18




                         ADVERTISING
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23