Page 101 - MEMBANGUN-DESA
P. 101

sebagai kepala desa dan perannya sebagai komisaris.

                 Hal ini berimbas pada otoritas yang menumpuk pada
                 pribadi komisaris yang menghambat komunikasi dan
                 inisiatif.  Bibit  masalah  seperti  ini  jika  dibiarkan  akan
                 menyebar ke pengurus lainnya, sehingga BUM Desa
                 dilihat identik sebagai milik kepala desa dan dikelola
                 oleh  orang-orang  dekatnya.  Personifikasi  seperti  ini
                 ke mudian membentuk pola patron-klien dalam proses
                 pemanfaatan BUM Desa, sehingga usaha yang dikem-
                 bangkan  tidak  bisa  dinikmati  secara  maksimal  oleh
                 banyak warga.

                 Di  kelembagaan  tingkat  kabupaten  kerancuan  tata
                 kelola juga mengakibatkan terhambatnya usaha BUM
                 Desa.  Persepsi  bahwa  BPMPD  adalah  “induk”  dari
                 BUM Desa membuat beberapa SKPD tidak bisa terhu-
                 bung dengan hasil-hasil yang diraih BUM Desa. Unit
                 usaha produksi kompos yang di awal produksi cukup
                 menjanjikan, akhirnya macet karena kelompok tani se-
                 bagai pasar utama kompos tidak bisa membayar aki-
                 bat tidak mendapat persetujuan pembayaran dari Di-
                 nas Pertanian. Dalam kasus ini program peningkatan

                 hasil panen tidak terhubung dengan produksi kompos
                 karena  masih  mengandalkan  pupuk  kimia.  Masalah
                 seperti ini bukan disebabkan oleh adanya keenggan-
                 an,  melainkan  orientasi  masing-masing  SKPD  tidak
                 ber ada  pada  jalur  visi  atau  tujuan  yang  sama.  Pada




            40     Pelembagaan BUM Desa
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106