Page 102 - MEMBANGUN-DESA
P. 102
akhirnya BUM Desa sebagai lembaga baru yang be-
lum mapan menjadi korban.
Dalam proses pendampingan, BUM Desa sejak diben-
tuk secara massif mengalami dinamika yang pasang
surut. Ketika pertama kali mendampingi BUM Desa
secara resmi, Jaringmas menempatkan delapan orang
pendamping dan tiga orang di manajemen program.
Tahap kedua bertambah menjadi 16 pendamping dan
empat pengelola program. Tahun ini tinggal 10 pen-
damping dan lima pengelola program. Pasang surut
ini terjadi karena proses mendampingi BUM Desa
masih dianggap sebagai ajang belajar, sehingga tidak
jarang terjadi pergantian personil di tengah jalan. Hal-
hal seperti ini cukup menguras tenaga dan perhatian
Jaringmas sebab harus menyiapkan lagi pendam ping
dari awal. Faktor adanya kerja sampingan menjadi
penyebab pendamping tidak fokus pada tugasnya.
“Tidak jarang pendamping lebih mengutamakan iba-
dah sunnah daripada tugas wajibnya. Ibadah sunnah
bisa mereka selesaikan dalam seminggu, tetapi iba-
dah wajibnya terbengkalai.” 8
8 Supriadi Ukkas, koordinator program pendampingan BUM Desa, memberi ilustrasi pe-
kerjaan-pekerjaan sampingan lebih menarik bagi pendamping karena lebih men jan jikan
ƐĞĐĂƌĂ ĮŶĂŶƐŝĂů ĚĂŶ ĚĂƉĂƚ ĚŝƐĞůĞƐĂŝŬĂŶ ĚĂůĂŵ ǁĂŬƚƵ ƐŝŶŐŬĂƚ͘ ͞^ĞŵĞŶƚĂƌĂ ŵĞŶĚĂŵƉŝŶŐŝ
hD ĞƐĂ ŚŽŶŽƌŶLJĂ ƟĚĂŬ ƐĞďĞƌĂƉĂ ƚĂƉŝ ŚĂƌƵƐ ƐĂďĂƌ ŵĞŶĚĂŵƉŝŶŐŝ ĚĂůĂŵ ǁĂŬƚƵ ůĂŵĂ͕͟
ƵŶŐŬĂƉŶLJĂ ĚĂůĂŵ &' Ϯϳ :Ƶůŝ ϮϬϭϯ Ěŝ ŬĂŶƚŽƌ :ĂƌŝŶŐŵĂƐ͘
Pelembagaan BUM Desa 41