Page 83 - E modul Kisah Teladan Walisongo Terintegrasi Nilai Moderasi Beragama
P. 83
hidup dalam kesengsaraan setiap hari karena penguasa
Majapahit mewajibkan rakyat membayar upeti sangat tinggi.
Gelora jiwa muda Raden Said seakan meledak-ledak manakala
melihat praktek oknum pejabat kadipaten Tuban disaat
menarik pajak pada penduduk atau rakyat yang pada waktu itu
sudah sangat menderita dikarenakan adanya musim kemarau
panjang, semakin sengsara, mereka harus membayar pajak yang
kadang kala tidak sesuai dengan ketentuan yang ada”. Indikator
komitmen kebangsaan tercermin dalam perilaku Raden Said
atau Sunan Kalijaga muda yang anti-korupsi. Sebagaimana
diketahui, perilaku korupsi merupakan musuh nyata semua
negara. Bahkan, di setiap negara, sampai dibentuk Lembaga
yang khusus menangani korupsi, seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi di Indonesia (KPK).
Saat menginjak masa muda, Raden Mas Syahid mulai
prihatin dengan kehidupan masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya. Dia mendengar langsung tangisan bocah yang
kelaparan dan meminta makan pada orang tuanya. Dia juga
menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ketidakmampuan para
orang tua untuk mengatasi rasa lapar anak-anak mereka.
Langkah pertama yang Sunan Kalijaga lakukan untuk membantu
rakyatnya adalah berbicara pada ayahnya secara langsung.
Sayangnya, dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Setelah itu, Raden Mas Syahid menyadari bahwa seorang
Adipati seperti ayahnya tidak mempunyai kekuatan untuk
mengatur upeti. Sementara itu, rakyat tidak punya pilihan lain
selain membayar atau menerima hukuman. Sunan Kalijaga
72