Page 28 - Konferensi Pers Pengamanan Kosmetik Ilegal di Semarang
P. 28
Judul : Kosmetik Ilegal Berbahaya Dijual Secara Daring
Nama Media : lampost.com
Tanggal : 4 Juli 2019
Page/URL : http://www.lampost.co/berita-kosmetik-ilegal-berbahaya-dijual-secara-
daring.html
Tipe Media : Online
KOSMETIK ilegal mengandung
bahan berbahaya mendominasi hasil
temuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (POM) dalam beberapa
bulan terakhir. Kepala Badan POM
Penny K Lukito mengatakan
maraknya temuan kosmetik karena
adanya celah yang dimanfaatkan
para pelaku kejahatan dengan
mengendarkan produk mereka
secara daring dan masih tingginya
permintaan masyarakat terhadap kosmetik murah.
"Maraknya konsumen ilegal disebabkan karena terbukanya penjualan secara daring
ditambah dengan iklan-iklan yang menyesatkan membuat masyarakat tertarik
membeli," ujar Penny dalam ekspose temuan Badan POM di Balai Besar POM
Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (4/7/2019).
Penny memaparkan temuan terbaru Badan POM yakni kosmetik ilegal yang beredar
di Semarang dan Magelang. Hasil operasi penertiban obat dan makanan ilegal oleh
Balai Besar POM Semarang, dalam tiga bulan terakhir, yaitu April-Juni 2019,
menemukan ratusan merek kosmetik ilegal yang tidak berizin edar dan kosmetik yang
dipalsukan di Magelang dan Semarang dengan nilai keekonomian mencapai miliaran
rupiah.
Temuan kosmetik ilegal itu, papar Penny, didominasi produk perawatan kulit sebagai
pencerah atau pemutih antara lain RDL Hidroquinone Tretinoin Babyface, Original DR
Pemutih Dokter, Deonard Whitening & Spot Removing, Temulawak Cream Night
Cream, dan RDL Papaya Whitening Soap.
Bahan berbahaya yang ditemukan dalam kosmetik ilegal tersebut antara lain merkuri,
asam retinoat, dan hidrokuinon, dimana bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan
kanker (karsinogenik), kelainan pada janin (teratogenik), dan iritasi kulit.
"Bahan-bahan karsinogenik bisa menimbulkan kanker apabila dalam waktu yang
lama. Produk ini berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Selain itu juga merugikan
negara karena ilegal tidak membayar pajak dan industri kosmetik dalam negeri,"
terangnya.
Kepala Balai Besar POM Semarang Safriansyah menjelaskan modus operandi yang
dilakukan pelaku semakin beragam. Pelaku menjual produk ilegal secara daring
melalui akun media sosial dan mengirimkannya melalui jasa ekspedisi atau