Page 48 - REVISI MEDIA_Neat
P. 48

Banten.  Mendengar hal tersebut, keduanya sangat antusias dan ingin
               bertemu dengan ayahnya. Namun mereka dilarang karena masih terlalu
               kecil.


                       Hari  demi  hari  berganti,  Kejalo  Ratu  dan  Kejalo  Bidin  beranjak
               dewasa  dan  mereka  memutuskan  untuk  mengunjungi  ayahnya  di
               Banten. Untuk sampai di Banten, mereka harus melewati Muara Kuala
               yang  lumayan  panjang  dan  luas.      Saat  menyeberangi  Muara  Kuala
               mereka  kekurangan  bekal.  Hanya  Kejalo  Bidin  yang  melanjutkan
               perjalanan mencari ayahnya. Kejalo Ratu tinggal di sebuah pelabuhan.


                       Sesampainya  di  Banten,  Kejalo  Bidin  tak  mengalami  kesulitan
               untuk  mencari  ayahnya  lantaran  Sultan  Banten  sosok  yang  terkenal.
               Namun Sultan Banten tak langsung percaya bahwa Kejalo Bidin adalah
               anaknya.  Sang sultan pun memberi syarat pada Kejalo Bidin yaitu untuk
               tidur  di  atas  daun  pisang  selama  tiga  hari  tiga  malam.  Jika  daunnya

               tidak  layu  maka  Kejalo  Bidin  merupakan  anaknya.    Mendengar  hal
               tersebut,  Kejalo  Bidin  langsung  setuju.  Setelah  tiga  hari  tiga  malam,
               ternyata daun pisang tersebut tidak layu. Karena keberaniannya pergi ke
               Banten,  Kejalo  Bidin  mendapatkan  gelar  kehormatan  dari  sang  ayah
               yaitu Minak Kejalo Bidin. Dia juga mendapatkan hadiah berupa peti yang
               berisi  bula-bula  (guci  dari  tanah  yang  dalam  nya  merupakan  air  suci).
               Bula-bula ini merupakan barang yang sakti.


                       Kejalo  Ratu  yang  sempat  tinggal  di  pelabuhan  pun  melanjutkan
               perjalannya ke Banten. Sultan Banten lagi-lagi tak percaya begitu saja.
               Dia memberikan syarat bagi Kejalo Ratu. Dia akanmenorehkan pedang
               ke dahi Kejalo Ratu. Jika benar anak Sultan Banten, maka darah yang
               keluar adalah berwarna putih dan merah.  Kejalo Ratu yang mendengar
               hal tersebut pun tak takut namun bersedia. Sultan Banten menorehkan

               pedangnya  ke  dahi  Kejalo  Ratu  dan  mengucurlah  darah  merah
               bercampur  putih.  Melihat  hal  itu,  Sultan  Banten  pun  percaya.  Sama
               halnya  dengan  Kejalo  Bidin,  Kejalo  Ratu  pun  mendapat  gelar  spesial
               dari  ayahnya.  Dia  juga  mendapat  kancing  lawang  luri  sebagai  hadiah.
               Kancing lawang luri memang terlihat biasa saja, namun jika Kejalo Ratu

               membutuhkannya, kancing tersebut akan berubah menjadi keris sakti.

                       Ketika  kembali  ke  Pugung,  keduanya  menceritakan  semua
               peristiwa saat bertemu dengan Sultan Banten kepada Ratu Galuh. Sang
               nenek  yang  melihat  hal  tersebut  merasa  bahwa  cucunya  memiliki
               kemampuan  untuk  memimpin.    Kemudian  Ratu  Galuh  memberikan
               kekuasaan  pada  mereka.  Minak  Kejalo  Bidin  memimpin  kawasan
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53