Page 86 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 86

Temuan dan Analisis                                                                                                                                                                                    Temuan dan Analisis




         berarti Tiongkok tidak bisa/tidak mau diajak kerjasama;  negara-negara di kawasan harus                                   kebingungan  saat diminta  menjelaskan soal mengapa ASEAN  yang  hanya  secara
                                                                       84
         mampu meyakinkan dan menawarkan jaminan keamanan proyek-proyek pembangunan                                                institusional tidak efektif (bahkan cenderung defektif) ini tetap mampu menjaga stabilitas
         infrastruktur Tiongkok sebagai “imbalan” keseriusannya untuk mensterilkan koridor BRI                                     perdamaian di kawasan?  Kelompok optimis punya jawaban: ASEAN Way—sebuah norma
                                                                                                                                                               90
         dari peredaran narkotika.  Ini tantangannya.                                                                              di kawasan yang menjunjung tinggi tiga prinsip: non-intervensi, pengambilan kebijakan
                                      85
               (Tindak lanjut soal pengamanan BRI di koridor Myanmar ini tidak kami dalami di                                      dengan  konsensus,  dan  saling  meningkatkan  kesaling-percayaan  (confidence  building
         laporan ini.  Namun bukan  berarti tidak memungkinkan  untuk  dilakukan.  BNN perlu                                       measures,  CBM). ASEAN  Way  adalah  jawaban  mengapa  insitusi  regional  ini  bisa  tetap

         berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan dan TNI, khususnya untuk membawa isu                                          berjalan tanpa harus mengompromikan kedaulatan masing-masing negara anggotanya.
         ini di forum regional seperti ASEAN Defense Ministerial Meeting Plus [ADMM+]).                                            Dengan ASEAN Way, seakan-akan semua permasalahan tiba-tiba selesai (atau terlupakan)
                                                                                                                                   dengan sendirinya. Setidaknya, inilah yang nampak di permukaan.  Pasalnya, yang penting
                                                                                                                                   untuk ditelisik adalah mekanisme yang terjadi di balik tirai ASEAN Way ini, dan tentunya

         7.2.3. ASEAN Way                                                                                                          mekanisme ini yang penting untuk menentukan sikap terhadap ASEAN untuk isu narkotika
                                                                                                                                   di kawasan.


               ASEAN  sudah  lama  menjadi  anomali—jika  bukan  bulan-bulanan  oleh—akademisi                                           Singkat cerita, kita perlu melihat proses di kawasan Asia Tenggara sebagai permainan
         regionalisme dan  organisasi internasional.   Ia  diyakini  hanya  menjalankan  fungsi                                    dua-tingkatan (two-level games). Sebagaimana baru-baru ini dilaporkan penelitian dari Osaka
                                                            86
         buffering yang dibuat oleh Amerika Serikat untuk membendung pengaruhi Komunisme                                           University, saat ASEAN menjadi tidak efektif, sebenarnya hal tersebut juga disesalkan dan

         Uni Sovyet pada Perang Dingin. Setelah Sovyet bubar dan Perang Dingin usai, relevansi                                     dikesalkan para pimpinan negaranya; namun di permukaan, kohesivitas tetap dianggap
                                                                                                                                                                      91
         ASEAN menjadi dipertanyakan. Ia sering disebut sebagai “talk shop” yang selalu “making                                    penting untuk dipertontonkan.  Bahkan, secara sadar, demi menjaga ASEAN Way, para
         process but not making progress.” Terlalu banyak permasalahan—baik politik, alam, sampai                                  diplomat rela untuk bekerja ekstra untuk melakukan lobi-lobi diplomatik di luar forum.

         kesehatan—di  kawasan yang seharusnya bisa diselesaikan oleh ASEAN,  namun  malah                                         Namun uniknya, justru inilah yang membuat ASEAN bekerja. Seakan terbentuk di kalangan
         diatasi dengan jalan tradisional—bilateral, informal, dan kultural.  Di bidang keamanan—                                  para diplomat  dan  petinggi  ASEAN  bahwa  semua  permasalahan—apalagi soal  politik
                                                                                 87
         baik tradisional maupun non-tradisional—ASEAN bahkan memperoleh predikat sebagai                                          dan  keamanan—akan  “dimasak”  oleh  negara-negara  di  antara  mereka  sendiri  (secara
         “a frustrating enterprise”  yang selalu hobi mengulang-ulang mantra “akan meningkatkan                                    bilateral/minilateral terpisah). Barulah saat masakan tersebut selesai dan butuh diberi
                                    88
         kerjasama” dan sejenisnya, tanpa ada kemajuan yang nyata. Persis seperti yang beberapa                                    “garnish,” ia dibawa ke forum ASEAN. Inilah permainan dua-tingkat tersebut: diplomasi

         bulan lalu disampaikan para Menteri Luar Negeri ASEAN soal permasalahan obat terlarang                                    bilateral untuk kepentingan performa multilateral. Menariknya, justru kebersamaan dan
         di kawasan: “We reiterated our call for all ASEAN Member States to intensify efforts in fighting                          kesatuan performatif inilah yang menjadi modalitas utama ASEAN di hadapan negara-

         the drug menace to secure the ASEAN Community against illicit trafficking of drugs and other                              negara kuat, khususnya Tiongkok dan Amerika Serikat. Inilah jalan ASEAN mengarungi
         drug-related crimes.”                                                                                                     samudra konstelasi great power games di kawasan.
                                89
               Pandangan  skeptis selalu menekankan  pada performa, namun  juga selalu                                                   Penjelas utama dari ironi ini sebenarnya sederhana: banyak negara-negara di ASEAN
                                                                                                                                   yang secara ekonomis tergantung pada dompet Tiongkok, begitupula kedekatan militer

                                                                                                                                   dan keamanan yang dijanjikannya. Myanmar dan Kamboja yang jelas-jelas bergantung
            84    Misalnya ini, “Chinese police intercept shipment of drug precursor,” Bangkok Post, 3 April 2020, https://www.bangkokpost.com/  pada sumbangan Tiongkok melalui proyek jalur sutranya; Thailand yang mendapatkan
         thailand/general/1891975/chinese-police-intercept-shipment-of-drug-precursor; Tiongkok juga dilaporkan mendanai program Mekong River
         Patrol sebanyak US$ 50.000 via UNODC. Lihat Luong, “Mapping on Transnational Crime Routes in the New Silk Road: a Case Study of the   keuntungan dari belanja murah alutsista dari Tiongkok; dan Filipina yang berharap pada
         Greater Mekong Sub-region.”
            85    Luong, “Mapping on Transnational Crime Routes in the New Silk Road: a Case Study of the Greater Mekong Sub-region,” 35.  bantuan infrastruktur dari Tiongkok. Ini pun masih belum memasukkan sengketa Laut
            86    Lihat survey terbaru soal perdebatan ini di Richard Stubbs, “ASEAN sceptics versus ASEAN proponents: evaluating regional insti-
         tutions,” Pacific Review 32, no. 6 (2019): 923–50.
            87    Helen E.S. Nesadurai, “ASEAN during the life of The Pacific Review: a balance sheet on regional governance and community
         building,” Pacific Review 30, no. 6 (2017): 938–51.                                                                          90    Stubbs, “ASEAN sceptics versus ASEAN proponents: evaluating regional institutions,” 20.
            88    See Seng Tan, “Is ASEAN Finally Getting Multilateralism Right? From ARF to ADMM+,” Asian Studies Review 44, no. 1 (2020): 28–43.  91    Taku Yukawa, “The ASEAN Way as a symbol: an analysis of discourses on the ASEAN Norms,” Pacific Review 31, no. 3 (2018):
            89    ASEAN, Joint communiqué of the 53rd ASEAN Foreign Ministers’ Meeting 9 September 2020, 2020.                     298–314.


            72      Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   73
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91