Page 57 - Dalam Dekapan Ramadhan
P. 57
http://pustaka-indo.blogspot.com ada yang tahu siapa tuannya. Di basement masjid sudah
DALAM DEKAPAN RAMADHAN
ter susun rapi, siapa yang mau makan dipersilakan. Sambil
menik mati hidangan gratis itu, ada orang yang berteriak-
teriak, “Min biddo ziadah ya syabab? Yalli biddo laban yaji
ila indi, yalli biddo ruz yaji ila indi, yalli biddo lahm yaji
ila indi.” (“Siapa yang mau nambah? Yang mau yoghurt,
yang mau daging, yang mau nasi, datang ke saya”). Itu suara
takmir masjid.
Setelah makan, orang itu berteriak lagi, “Yalli biido yakhuz
libaito lisahur yaji ila indi.” (“Yang mau bawa bungkus untuk
sahur, datang ke saya”).
Ada lagi cara memberi makan orang berpuasa dengan
menyebar kupon. Ada yang ketahuan penyebarnya ada juga
yang tidak jelas. Dengan membawa kupon itu, kita bisa
datang setengah jam sebelum waktu berbuka ke masjid
tertentu dan mengambil hidangan buka di sana untuk
kemudian dibawa pulang.
Ada juga restoran dan kafe di Damascus yang mela kukan
open house, baik dengan kupon atau tanpa kupon. Mereka
menerima orang berbuka, siapa pun, dan bebas makan gratis.
Sebut saja contohnya restoran Ahlu Syam, yang terletak di
bilangan jalan Hamra dan Arnus. Mereka menerima pelajar
asing siapa pun untuk berbuka di sana secara cuma-cuma
dan dilayani layakanya pembeli. Terkadang kita pelajar asing
sampai bingung harus memilih masjid mana, restoran mana
untuk berbuka. Tidak hanya itu saja, habis makan mereka
juga suka memberi amplop.
Hanya satu tujuan mereka melakukan itu, yaitu mengamal-
kan hadis Rasulullah, “Barang siapa yang memberi makan
orang berpuasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala
orang yang berpuasa itu.” Padahal mereka tahu yang diberi-
kan itu bukan semuanya orang yang membutuhkan. Ba nyak
juga pelajar anak-anak orang kaya. Yang penting orang ter-
sebut berpuasa, maka kalau diberikan makanan bagi me reka–
43
pustaka-indo.blogspot.com