Page 66 - Bibliografi Beranotasi Karya Tjipto Mangoenkoesoemo
P. 66
Tjipto Mangoenkoesoemo
“De Wajang. Het Psychisch Leven van den Javaan (Onze
redacteur Tjipto schreef hierover in het maanblad de Indische
Gids) (slot volgt)”
De Expres, Thn. 3, No. 100, 4 Mei 1914, Lembar Kedua
De Eerste Bandoengsche Publicatie Maatschappij: Bandung
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Tjipto mengungkapkan pendapatnya mengenai filosofi
wayang yang mempengaruhi kehidupan orang Jawa.
Wayang yang telah dimainkan sejak tahun 800 di kerajaan
Daha, serta 1500 kali lebih ditayangkan kembali oleh Sunan
Kalijaga. Wayang dimainkan sejak matahari tenggelam,
hingga fajar tiba. Hal ini menggambarkan pertarungan
dari masa kegelapan ke masa penuh cahaya. Orang
Eropa yang datang ke pertunjukan wayang biasanya tidak
mengerti Bahasa Jawa, maka mereka menggelar judi kartu
orang Cina. Wayang menggambarkan pertarungan antara
kebaikan dengan kejahatan. Boneka wayang yang posisinya
ada di sebelah kanan dalang, menggambarkan karakter
karakter protagonis, sedangkan yang di sebelah kiri dalang,
menggambarkan peran yang antagonis. Selanjutnya, Tjipto
juga memaparkan beberapa jalan cerita wayang.
54 Bibliografi Beranotasi Karya
Tjipto Mangoenkoesoemo