Page 66 - PowerPoint Presentation
P. 66
E
SUMBER DAYA ALAM KEMARITIMAN
ELABORASI PEMAHAMAN
kondisi sumber daya ikan yang dimaksud. Bila kondisinya Dekan Fakultas Perikanan Universitas Padjajaran, Yudi Nurul Ikhsan
mengkhawatirkan untuk ditangkap maka JTB-nya lebih dari 20 persen mengapresiasi pembaruan data estimasi potensi ikan di seluruh WPPNRI, terlebih
dari potensi yang ada. metodologi penghitungan dan instrumen yang dipakai oleh Komnas Kajiskan
“Ini kita lebih cermat ke arah kesehatan laut, bagaimana status sudah cukup baik. Yudi mengamini bahwa data estimasi potensi sumber daya ikan
ikan tersebut apakah cukup mengkhawatirkan bila dieksploitasi secara sangat penting untuk tata kelola perikanan berkelanjutan, apalagi KKP akan
berlebihan, sehingga tidak dipukul rata 20 persen. Sederhananya menerapkan kebijakan penangkapan terukur.
begini, kalau ikan itu memang rentang terhadap eksploitasi, biasanya Untuk mendukung penerapan kebijakan penangkapan terukur ini,
nilai kehati-hatiannya juga lebih besar di atas 20 persen,” ungkapnya. menurutnya, perlu juga data terbaru jumlah kapal nelayan lokal di seluruh
Ridwan menyadari, perlunya data estimasi potensi sumber Indonesia sesuai gross tonnya. Sebab Yudi berharap, pihak yang menjadi prioritas
daya yang lebih spesifik berdasarkan jenis ikan, sebab yang disajikan mendapat kuota penangkapan adalah nelayan lokal.
saat ini masih ada data ikan berdasarkan pengelompokan, seperti ikan “Kalau bicara tentang perikanan terukur, ini adalah yang terbaik. Dengan
pelagis besar, pelagis kecil, demersal, serta ikan karang. Di samping konsep penangkapan terukur, maka hasil tangkapan akan lebih bisa
itu, jenis ikan yang masuk penghitungan juga harus diperbanyak. dipertanggungjawabkan. Produksi ikan juga akan lebih bisa menjaga kelestarian
“Ke depan akan diperkuat bagaimana supaya jenis komoditas sumber daya laut. Nah yang jadi pertanyaan siapa nanti yang menggunakan
ini bertambah jumlahnya. Saat ini masih ada yang memang per aktivitas perikanan terukur tersebut? Tentu harapannya adalah nelayan lokal,”
kelompok belum detail seperti kepiting, lobster. Ke depan kita akan ujarnya.
kembangkan supaya lebih banyak berdasarkan komoditas,” tambahnya. “Setelah kita punya data sumber daya ikan, maka yang penting lagi
Terbitnya Kepmen KP Nomor 19/2022 sekaligus untuk adalah data berapa sih jumlah vessel kita yang lokal, dari mulai di bawah 30 GT
mendukung implementasi program terobosan KKP yakni kebijakan sampai di atas 30 GT. Dari situ nanti kita bisa mengukur juga, kalau perikanan
penangkapan terukur. Angka estimasi potensi dan JTB menjadi dasar terukur ini diterapkan kemudian kontraknya diberikan kepada nelayan lokal,
bagi KKP untuk menentukan jumlah kuota penangkapan yang akan apakah SDI itu terpenuhi? Apakah akan habis dimanfaatkan atau tidak? Kalau
diberikan kepada nelayan lokal, industri dan juga nonkomersial. misalnya ada sisanya baru kemudian diberikan untuk di luar nelayan lokal,”
Mengenai kuota penangkapan ini, Ridwan pun memastikan utamanya tambahnya.
untuk nelayan lokal. Sementara itu, Asosiasi Demersal Indonesia Muhammad Mukhlis Kamal
Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni juga menyambut baik terbitnya data terbaru dari potensi sumber daya ikan di
Ismanto mengatakan data saat ini menjadi salah satu komoditas yang Indonesia. Namun dia berharap, data yang disajikan ke depannya lebih detail
lebih berharga dari pada minyak. berdasarkan spesies ikan bukan lagi kelompok. “Tantangannya ada keterbatasan
“Kami berterima kasih atas kerja keras Komnas Kajiskan data. Tapi ini adalah data terbaik yang kita punya, ini yang menjadi data resmi,
dengan data yang dihasilkan memenuhi integrity, transparansi, dan dan mari bersama-sama menjaga stok ikan tetap lestari dan juga manfaat ekonomi
akuntabel. KKP akan selalu mengambil kebijakan berbasis data agar serta kesejahteraan yang seoptimal mungkin,” terang Mukhlis.
nantinya regulasi yang dihasilkan bisa memberikan dampak positif bagi Sebagai informasi, Kepmen KP Nomor 19/2022 ini juga
keberlanjutan sumber daya ikan dan pelaku usaha,” katanya. mengamanahkan dilakukannya pengkajian dan telaah secara periodik atas
estimasi potensi ikan, jumlah tangkapan yang diperbolehkan, dan tingkat
pemanfaatan sumber daya ikan di WPPNRI yang telah ditetapkan. Pengkajian dan
telaah dilakukan paling sedikit 1 kali dalam tiga tahun.
62
https://bit.ly/PodcastKemaritiman https://bit.ly/VideoKemaritiman