Page 14 - Clean
P. 14
Potensi minyak dan gas di Indonesia dapat dijumpai di beberapa wilayah yang
memiliki cekungan terbesar sehingga disebut sebagai ladang minyak dan gas
bumi.
2) Batu Bara
Sumatra dan Kalimantan merupakan wilayah Indonesia yang memiliki potensi
sedimen batu bara sebagai berikut.
a) Sumatra Barat (Cekungan Ombilin), potensi penambangan Ombilin sebesar
191.000.000 ton.
b) Sumatra Selatan (Cekungan Sumatra Selatan), daerah Bukit Asam berdasarkan
identifikasi volume mencapai 425.800.000 ton.
c) Sumatra Tengah (Jambi)
(1) Lapangan batu bara Sinamar (Jambi). Potensi batu bara Sinamar ini
teridentifikasi sebesar 100.000.000 ton
(2) Daerah Pegunungan Dua Belas dan Pegunungan Tigapuluh di Kawasan
Sumatra Tengah potensi 5.000.000 ton dan 1 lapisan di Kabupaten Bungo Tebo
dengan perkiraan 10.000.000 ton. Lapisan batu bara di Bungo Tebo ini
mempunyai ketebalan 3-6 meter dan mempunyai prospek yang baik.
(3) Daerah Batanghari (Jambi). Dilakukan eksplorasi dan memiliki cadangan
8.000.000 ton dengan ketebalan 0,2-6 meter.
d) Aceh, Sungai Kuala. Menurut penafsiran sumber daya batu bara daerah ini
adalah 1.000.000.000 ton (satu miliar ton) dengan tipe bitu minus.
e) Kalimantan Tengah, daerah Lahai (Barito Utara). Ditemukan tebal endapan
berkisar 1-5 meter dengan cadangan total diperkirakan 110.000.000 ton.
3) Timah
Timah di Indonesia merupakan sambungan sabuk
granit yang terbentang dari Myanmar, Thailand, dan
Malaysia selanjutnya ke Indonesia, yaitu di
Kepulauan Riau (termasuk Singkep), Bangka, dan
Belitung. Di samping itu, terdapat pula endapan
terpencil Kepulauan Anambas, Natuna, dan Karimata,
serta Bangkinang (Riau daratan). Endapan timah di
Indonesia terletak pada jalur timah terkaya di dunia.
Indonesia termasuk penghasil timah terbesar ke-3 di
dunia. Di Belitung penambangan terdapat di daerah
Kelapa Kampit, Garumedang, Selumar, dan
Mangkubang. Daerah-daerah tersebut merupakan
daerah endapan yang pernah diusahakan dengan cara
penambangan dalam. Di Bangka, endapan timah
terdapat di Pemali dan Tempilang.
Sumber: www.kompasiana.com Produksi timah di Indonesia mengalami pasang surut dari tahun ke tahun.
Gambar 12 Setelah perang dunia I produksi timah mengalami peningkatan pada tahun 1929
Penambangan timah di sebanyak 35.750 metrik ton, dan menurun ketika resesi ekonomi tahun 1932.
Pulau Bangka Selanjutnya pada tahun 1941 produksi mencapai puncaknya, yaitu sebesar 53.372
metrik ton.
Pada zaman pendudukan Jepang produksi mengalami penurunan pada titik
terendah. Peristiwa itu terjadi ketika Jepang mengalami kekalahan pada tahun
1945 dengan jumlah penurunan mencapai 1050 metrik ron. Setelah zaman Orde
Baru produksi timah berangsur meningkat.
E-Book Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia Page 11