Page 31 - Desain produk PRILLY revisi media_Neat
P. 31

Cukup lama ia berpikir untuk menemukan cara yang dianggapnya paling
               tepat  untuk  mengambil  madu.  Pada  saat  yang  sama,  tiba-tiba  datang  seekor
               serigala. Air liur Serigala keluar dari sela-sela giginya yang tajam begitu melihat
               tubuh si Kancil yang kecil dan mulus.

               "Hem,  pastilah  dagingmu  sangat  lezat  untuk  makan  siangku,  Kancil,  gumam
               Serigala.

               Tubuh  kancil  terlihat  gemetar  ketakutan,  tetapi  hewan  cerdik  ini

               menyembunyikan rasa takutnya.

               "Oh, kamu Serigala!" sahut si Kancil. Agaknya kamu kelaparan siang ini.

               "Kamu  benar,  Cil!  Dan  relakan  dirimu  untuk  aku  makan." "Berarti  kau  akan

               membunuhku?" "Itu sudah jelas.

               "Tapi tunggu... kamu harus mendengarkan kata-kataku dulu!"

               "Apalagi, Cil? Aku ini sudah sangat lapar, dari pagi belum makan sama sekali:

               "Aku di sini sedang menjalankan sebuah tugas!" kata Kancil setelah sekian detik
               menemukan gagasan untuk menyelamatkan dirinya.

               Tugas apa itu, Cit?" tanya Serigala dengan penasarannya. "Ini..., aku disuruh oleh
               Nabi Sulaiman untuk menjaga gongnya.

               "Apa...?" tukas Serigala. "Kamu disuruh menjaga gong Nabi Sulaiman. Di mana

               gong itu?" "Itu...!" jawab si Kancil sambil menunjuk benda yang tergantung di
               ranting  pohon,  "Gongnya itu  milik  Nabi  Sulaiman,  sedangkan  beliau  sekarang
               sedang pergi.

               "Apakah  kamu  sudah  pernah  mendengar  bunyi  gong  itu,  Cit?"  tanya  Serigala.

               "Oh... tentu kawan!" jawab Kancil "Bunyinya sangat merdu


               "Coba kamu pukul, Cil, masak kamu tidak mau!" desak Serigala. "Tidak... saya
               tidak mau!" jawab Kancil menolak.

               "Kalau begitu biarkan aku sendiri yang memukulnya, pinta Serigala, "Kamu juga

               tidak boleh tanpa izin dari Nabi Sulaiman,


               "Loh,  kamu  jangan  macam-macam,  Cit!  Kalau  kamu  tak  membiarkanku
               memukul gong itu, maka sekarang juga kau kuterkam!"

               "Jangan, dong!"

               "Jadi, biarkan aku memukulnya. "Wah, gawatt

               "Gawat gimana? Apa maksudmu?"

               Kancil  berkata  lirih,  "Sebenarnya  gong  ini  bukan  hanya  bersuara  merdu,  tapi


                                           Bab II Bentuk Soal AKM dan Strategi Mengerjakan AKM         23
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36