Page 6 - Wayang Kulit-Nadia Shelly X AKL
P. 6

hanya berjarak satu wayang dari Jagatkarana atau dalang terbesar hanyalah berjarak
               satu layar dari kita.

               Dimulai dengan Wayang Purwa pertama kali dimiliki oleh Sri Jayabaya (Raja Kediri
               tahun 939 M). Wayang Purwa kemudian dikembangkan oleh Raden Panji di Jenggala
               ditahun 1223 M. Pada tahun 1283 M Raden Jaka Susuruh menciptakan Wayang dari
               kertas . Wayang hasil ciptaan Raden Jaka ini yang dikenal dengan “Wayang Beber“.
               Semakin lama Sangging Prabangkara pada tahun 1301 M mengembangkan karakter
               wayang beber sesuai dengan adegannya.




               Wayang Kulit pada Zaman Kerajaan Islam


               Tidak asing di telinga kita nama Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari tokoh
               sembilan wali. Beliau bernama asli Joko Said yang lahir pada 1450 M. Wayang kulit
               yang ada pada saat ini adalah karya inovasi dari Sunan Kalijaga. Wayang Beber
               Kuno yang menggambarkan wujud manusia secara detail dibuat menjadi lebih samar.
               Karakter seperti Bagong, Petruk, dan Gareng adalah lakon ciptaan Sunan Kalijaga.
               Lakon-lakon tersebut dibuat sedemikian rupa agar dapat membawa nafas islam pada
               pertunjukan wayang kulit yang saat itu masih di dominasi kebudayaan Hindu Budha.


               Dari zaman ini, tercipta beberapa istilah perwayangan yang sebenarnya merupakan
               serapan atau merujuk pada bahasa Arab seperti:


            1.  Dalang, berasal dari kata “Dalla” yang berarti menunjukkan. Sunan Kalijaga memilih
               kata tersebut dengan keinginan nantinya Dalang dapat menunjukkan kebenaran kepada
               para penonton wayang.
            2.  Tokoh Semar, berasal dari kata “Simaar” yang berarti paku. Sunan Kalijaga memilih
               kata tersebut dengan maksud tokoh Semar ini akan menginspirasi orang agar memiliki
               karakter iman yang kuat dan kokoh seperti paku.
            3.  Tokoh Petruk, berasal dari kata “Fat-ruuk” yang berarti tinggalkan. Sunan Kalijaga
               memilih kata tersebut dengan maksud tokoh Petruk ini memberitahu kita
               bahwa seseorang harus meninggalkan apa yang disembah selain Allah semata.
            4.  Tokoh Gareng, berasal dari kata “Qariin” yang berarti teman. Sunan Kalijaga memilih
               kata tersebut dengan maksud, seseorang muslim harus pandai mencari teman untuk
               diajak menuju jalan kebaikan.
            5.  Tokoh Bagong, yang berasal dari kata “Baghaa” yang berarti berontak. Sunan Kalijaga
               memilih kata tersebut dengan maksud, seseorang muslim harus memberontak ketika
               melihat kedzaliman di hadapannya.

               Wayang di Dunia Internasional


               Hal ini terjadi tepat pada tanggal 7 November 2003, Wayang Kulit dinobatkan sebagai
               karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang
               indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ).
   1   2   3   4   5   6   7