Page 56 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2018
P. 56
Title EVALUASI SARKES PEMERIKSA CPMI, BP3TKI MATARAM SATUKAN VISI BERSAMA
STAKEHOLDER
Media Name beritasatu.com
Pub. Date 27 Desember 2018
Page/URL https://www.beritasatu.com/nasional/529809-evaluasi-sarkes-pemeriksa-c pmi-bp3tki-
mataram-satukan-visi-bersama-stakeholder.html
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Tingginya angka keberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Nusa Tenggara
Barat memerlukan kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam setiap tahap
proses pemberangkatan, salah satunya yang tidak terpisahkan ialah tahap
pemeriksaan kesehatan. Sehingga untuk memberikan pelayanan terbaik bagi CPMI,
perlu adanya sinergitas antara pemerintah dan sarana kesehatan (Sarkes) sebagai
pelaksana pemeriksaan, baik sarkes swasta maupun milik pemerintah yaitu Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD).
Demikian diungkapkan Direktur Kerjasama dan Verifikasi Penyiapan Dokumen
Penempatan (KVPD) BNP2TKI, Haposan Saragih, saat membuka rapat evaluasi
sarana kesehatan pemeriksa calon PMI di wilayah Nusa Tenggara Barat pada Jumat
21 Desember 2018.
Dimoderatori oleh Plt. Kepala BP3TKI Mataram Noerman Adhiguna, rapat yang
diadakan di Aula Kantor Disnaker Provinsi NTB ini diikuti oleh pemangku kepentingan
terkait yaitu Himpunan Pemeriksa Kesehatan TKI (HIPTEK), Disnaker Kab/kota se-
NTB, Dinas Kesehatan Kab/Kota se-NTB, Direktur RSUD se-NTB, Penanggungjawab
Sarkes, serta perwakilan PPTKIS.
Saat memaparkan laporan pemeriksaan CPMI sepanjang tahun 2018, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi NTB, Nurhadini Eka Dewi memaparkan dari 29.921 CPMI yang
diperiksa, sebanyak 1.328 CPMI dinyatakan unfit karena dinyatakan menderita
Hepatitis.
Sementara itu, dari total CPMI fit yang sudah berangkat, tercatat 60 CPMI dideportasi
karena dinyatakan unfit setelah medical check-up di negara penempatan, sebab
terdeteksi menderita Tuberkulosis (TB). Sehingga, perlu adanya evaluasi agar
meminimalkan jumlah PMI yang dipulangkan ke Indonesia karena dinyatakan unfit
saat di negara penempatan.
"Seorang PMI akan dinyatakan fit jika hasil medical check-up menunjukan PMI
tersebut bebas dari penyakit menular. Adanya perbedaan hasil medical check-up
dimungkinkan karena beberapa hal. Pertama, jangka waktu antara medical check-up
di daerah asal dan saat tiba di negara penempatan yang bisa berjarak 2 sampai 3
bulan. Jangka waktu yang memungkinan seseorang tertular TB. Kedua,
dimungkinkan adanya perbedaan pembacaan hasil foto rontgen antara sarkes di
Indonesia dan negara tujuan. Untuk itu dirasa perlu adanya peningkatan fasilitas alat
pemeriksaan di setiap sarana kesehatan," papar Nurhadini Eka Dewi.
Page 55 of 101.