Page 80 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2018
P. 80

Title          BERIKUT TANTANGAN PEKERJA TATKALA MASUKI ERA INDUSTRI 4.0
               Media Name     bisnis.com
               Pub. Date      27 Desember 2018
                              https://ekonomi.bisnis.com/read/20181227/12/873384/berikut-tantangan-p ekerja-
               Page/URL
                              tatkala-masuki-era-industri-4.0
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Positive













               Direktur  Pengembangan  Standarisasi  dan  Pelatihan  Kerja                  Kementerian
               Ketenagakerjaan  Republik  Indonesia  Sukiyo  mengatakan  banyak  indikator  yang
               harus  dikerjakan,  termasuk  dalam  komunikasi  atau  bahasa  untuk  menghadapi
               globalisasi industri 4.0.

               Dia  menjelaskan  berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  (BPS),  sumber  daya
               manusia  yang  dimiliki  Indonesia masih memiliki  kualitas  yang  rendah.  Bagaimana
               tidak, sebanyak 58,78% hanya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD),
               dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

               "Jadi tantangannya tenaga kerja belum siap berdaya saing, termasuk juga bahasa
               asing  [belum  siap].  Apalagi  untuk  menghadapi  industri  4.0  yang  dibutuhkan  tidak
               hanya otot tapi juga otak," kata Sukiyo dikutip, Kamis (27/12/2018).

               Dia  mengatakan  kondisi  tersebut  tentunya  menjadi  pekerjaan  rumah  bersama.
               Kendati  begitu,  Sukiyo  menilai  untuk  menangani  hal  tersebut  industri  harus  lebih
               berperan aktif untuk meningkatkan kualitas sumber dayanya.

               "Karena  industri  satu  langkah  lebih  maju  mengetahui  kebutuhannya,  pemerintah
               hanya berkapasitas untuk mendukung dan mencetak dalam hal regulasi," katanya.

               Atau  paling  tidak,  lanjutnya,  pemerintah  dan  industri  dalam  hal  ini  swasta  dapat
               berkolaborasi  untuk  membangun  paket  pelatihan  pada  beberapa  sektor  profesi
               tertentu.  Pasalnya,  dibutuhkan  link  and  match  antara  pendidikan  dan  pelatihan,
               karena pendidikan saja tidak akan cukup.

               Jay  Aryaputih  Singgih,  Bendahara  Umum  Himpunan  Pengusaha  Muda  Indonesia
               (HIPMI  Jaya)  menambahkan  meningkatkan  kecakapan  berbahasa  Inggris  untuk
               membangun jembatan demi dunia kerja yang lebih baik memang perlu. Namun lebih
               dari itu, lanjutnya, dibutuhkan juga untuk lebih membangun mindset dari sumber daya
               itu sendiri.

               "Jadi sebaiknya perusahaan bukan hanya terampil dalam bahasa saja, namun juga
               dalam berpikir," katanya.





                                                       Page 79 of 101.
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85