Page 12 - Buku Kajian Pemantauan UU ITE
P. 12

Pasal tersebut, pemerintah mengeluarkan SKB UU ITE yang menyatakan bahwa Pasal
                         27 ayat (4) UU ITE mengacu pada Pasal 368 KUHP. Hal ini menjadikan delik aduan
                         tindak pengancaman menjadi tidak diakomodir. Oleh karenanya norma “pemerasan
                         dan pengancaman” UU ITE perlu dilakukan harmonisasi dengan KUHP.

                     h. Larangan Perbuatan Menyebarkan Ujaran Kebencian (Hate Speech)

                             Pasal 28 ayat (2) UU ITE memiliki delik yang serupa dengan Pasal 156-Pasal 157
                         KUHP terkait larangan menyebarkan ujaran kebencian (hate speech), namun Pasal 28
                         ayat (2) UU ITE hanya mengkhususkan adanya unsur delik informasi yang disebarkan
                         dalam media elektronik. Perbedaan utama antara kedua ketentuan tersebut terletak
                         pada  adanya  unsur  “individu”,  unsur  “antargolongan”,  ancaman  pidana,  serta
                         penggunaan kata “menyebarkan” dengan frasa “di muka umum”. Pasal 28 ayat (2) UU
                         ITE juga termasuk sebagai “pasal karet” yang menimbulkan multitafsir dan kontroversi
                         di tengah masyarakat.
                             Selain SKB UU ITE, ketentuan penanganan ujaran kebencian (hate speech) bagi
                         internal Kepolisian juga diatur dalam SE Kapolri No. SE/6/X/2015. Namun dalam SE
                         Kapolri No. SE/6/X/2015 terdapat beberapa ketentuan baru yang tidak sesuai dengan
                         Pasal 28 ayat (2) UU ITE seperti penambahan objek ujaran kebencian, bentuk-bentuk
                         ujaran kebencian, serta dampak dari ujaran kebencian (hate speech). Sehingga untuk
                         mengatasi  hal-hal  tersebut  yang  berpotensi  menimbulkan  disharmoni  secara
                         substansi, multitafsir dalam penegakan hukum oleh APH dan menimbulkan kontroversi
                         di tengah masyarakat diperlukan revisi atas Pasal 28 ayat (2) UU ITE.

                     i.   Permasalahan Pengaturan Delik Pidana Pinjaman Online Ilegal

                             Bahwa ketentuan Pasal 29 UU ITE mengenai tindakan ancaman kekerasan yang
                         dilakukan  dengan  sarana  elektronik  hanya  mengatur  mengenai  hukum  formil  yang
                         mensyaratkan  terpenuhinya  unsur  delik  tanpa  melihat  maksud  dari  pelaku  dalam
                         melakukan  tindak  pidana  ancaman  kekerasan,  seperti  yang  telah  tercantum  dalam
                         Pasal 335 KUHP. Hal tersebut dapat menimbulkan multitafsir diantara APH maupun
                         masyarakat,  terutama  apabila  dikaitkan  dengan  kasus  pinjaman  online  ilegal  yang
                         dalam hal melakukan tindak pidana ancaman kekerasan tersebut disertakan dengan
                         adanya maksud agar nasabah segera membayar dana yang sudah dipinjam kepadanya.
                         Terkait hal tersebut, perlu dilakukan revisi atau perubahan yaitu dengan penambahan
                         norma maksud dilakukannya tindak pidana ancaman kekerasan seperti yang terdapat
                         dalam ketentuan Pasal 335 KUHP.


                     j.   Pemutusan Akses Terhadap Informasi dan/atau Dokumen Elektronik
                             Pasal  40  ayat  (2a)  dan  (2b)  UU  ITE  telah  mengatur  mengenai  kewenangan
                         Pemerintah  dalam  memutus  akses  informasi  dan/atau  dokumen  elektronik  yang
                         memiliki  muatan  melanggar  hukum  guna  melindungi  kepentingan  umum  serta
                         bertujuan agar mencegah penyalahgunaan informasi dan/atau dokumen elektronik.
                         Ketentuan tersebut kemudian diteruskan dengan terbitnya PP 71/2019 yang secara
                         substansi mengatur mengenai batasan, kategori serta klasifikasi mengenai informasi
                         dan/atau  dokumen  elektronik  yang  mengatur  muatan  melanggar  hukum.  Bahwa


                                                                               Kajian dan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan
                             Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah Diubah Dengan …

                  10                                      Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian, Sekretariat
                                                                                                  Jenderal DPR RI
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17