Page 114 - PENDIDKAN AGAMA KRISTEN PROSTESTAN KELAS VIII
P. 114

tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (Roma 5: 3-4). Rasul Paulus
                    mengajak  kita  untuk  melihat  jauh  ke  depan,  bukan  terpaku  pada  apa  yang
                    menjadi kesulitan kita.  Ketika kita menyadari bahwa Tuhan hadir dalam segala
                    situasi, maka kita harus bersyukur bahwa kita ada dalam lindungan-Nya.
                       Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang percaya adalah memiliki keyakinan
                    bahwa bila Tuhan membimbing kita, maka kita tidak akan mendapatkan kesulitan,
                    dan semua yang kita inginkan dapat tercapai dengan mudah.  Apakah kamu
                    mengerti bahwa keyakinan ini dianggap salah?  Perhatikan hal-hal ini:

                    1.  Kita tidak akan mendapatkan kesulitan.  Benarkah bahwa kita tidak akan
                       mendapatkan kesulitan ketika kita hidup di dunia ini?  Bila demikian halnya,
                       tidak ada yang mau meninggalkan dunia, karena sudah menjadi tempat
                       yang nyaman dan aman.  Untuk apa ada surga bila dunia sudah begitu
                       nyamannya ditempati?  Justru karena hidup di dunia penuh dengan kesulitan
                       dan kesengsaraan, kita berharap pada tempat yang lebih baik, yaitu surga,
                       seperti yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus:  Di rumah Bapa-Ku banyak tempat
                       tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.  Sebab Aku
                       pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu (Yohanes 14: 2). Tentu Tuhan
                       Yesus bersungguh-sungguh, tidak main-main, ketika menyatakan bahwa di
                       rumah Bapa-Nya, ada tempat tinggal untuk kita yang menjadi anak-anak Allah.
                       Surga, rumah Bapa, hendaknya menjadi tempat yang kita inginkan bila kita
                       meninggalkan dunia ini.  Sungguh bodoh orang yang mau selamanya tinggal
                       di dunia karena sudah merasa senang di dunia. Bagi orang percaya, hidup di
                       dunia adalah hidup yang sementara karena di surga lah ada kehidupan kekal,
                       artinya kehidupan untuk selama-lamanya.


                    2.  Apa yang kita inginkan dapat kita peroleh.  Apa jadinya bila SEMUA yang
                       kita inginkan dapat kita peroleh? Padahal manusia memiliki keterbatasan
                       untuk mengetahui semua dampak dari perbuatannya. Kita bisa mendapatkan
                       banyak kesenangan duniawi, bila kita memilih untuk tidak taat kepada
                       Tuhan, dan melanggar apa yang Ia perintahkan. Tetapi kesenangan seperti
                       ini, sifatnya hanya sementara, tidak kekal, dan kita harus membayar dengan
                       harga yang mahal untuk kesenangan sesaat itu. Misalnya, pecandu narkoba.
                       Bagi para pecandu, ketika menggunakan narkoba rasanya nikmat sekali, tetapi
                       kenikmatan itu hanya sesaat. Setelah itu, tubuh mereka akan mengalami hal
                       yang tidak enak dan merasa ingin untuk mengonsumsi narkoba lagi.  Demikian
                       seterusnya sehingga dosis narkoba  yang di konsumsinya  semakin lama
                       semakin  tinggi.  Hal  demikian  yang  disebut  dengan  kecanduan.  Kecanduan
                       narkoba menimbulkan kerusakan fungsi otak, ginjal, dan sebagainya.


                                                     Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti  105
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119