Page 24 - E-MAGAZINE JILID 3
P. 24

tipe 1 memerlukan suntikan insulin sepanjang hidup mereka untuk mengontrol kadar glukosa

                      darah. Faktor-faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan dalam perkembangan diabetes
                      tipe 1.
                  -  Diabetes mellitus tipe 2: Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum dan biasanya
                      terjadi pada orang dewasa. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak menggunakan insulin dengan
                      efektif (keadaan disebut resistensi insulin) atau tidak menghasilkan cukup insulin. Faktor risiko
                      untuk diabetes tipe 2 termasuk kelebihan berat badan, gaya hidup yang tidak sehat, kurang
                      aktivitas fisik, dan riwayat keluarga dengan diabetes. Diabetes tipe 2 dapat dikendalikan melalui
                      perubahan gaya hidup, seperti diet sehat, olahraga teratur, penurunan berat badan, dan dalam

                      beberapa kasus, obat-obatan oral atau suntikan insulin.

                  Baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 memerlukan pengelolaan yang baik untuk mencegah komplikasi
                  jangka panjang. Penting untuk bekerja sama dengan tim medis, termasuk ahli endokrinologi dan
                  perawatan kesehatan lainnya, serta mengikuti rencana pengobatan dan perubahan gaya hidup yang
                  disarankan untuk mengontrol kadar glukosa darah, menjaga berat badan yang sehat, dan menjaga
                  gaya hidup yang sehat secara keseluruhan.

               2.  Diabetes insipidus: Kekurangan hormon antidiuretik (ADH), yang mengatur pengeluaran air oleh
                  ginjal. Hal ini dapat menyebabkan kehausan yang berlebihan dan produksi urin yang berlebihan.
               3.  Hipotiroidisme: Kekurangan produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hal ini dapat menyebabkan

                  penurunan metabolisme, kelelahan, penurunan berat badan, dan masalah konsentrasi.
               4.  Hipertiroidisme:  Produksi  berlebihan  hormon  tiroid.  Gejala  yang  mungkin  terjadi  meliputi
                  peningkatan denyut jantung, kelelahan, kehilangan berat badan, tremor, dan kecemasan.
               5.  Sindrom ovarium polikistik (PCOS): Gangguan hormonal yang mempengaruhi wanita dan ditandai
                  oleh pertumbuhan folikel ovarium yang tidak normal. Gejala meliputi ketidakteraturan menstruasi,
                  peningkatan produksi hormon androgen, dan masalah kesuburan.
               6.  Sindrom Cushing: Kondisi yang disebabkan oleh produksi berlebihan hormon kortisol oleh kelenjar
                  adrenal.  Gejalanya  dapat  meliputi  peningkatan  berat  badan,  redistribusi  lemak,  tekanan  darah
                  tinggi, kulit yang mudah memar, dan kelemahan otot.
               7.  Hipogonadisme: Kekurangan hormon seks (estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Hal
                  ini  dapat  menyebabkan  gangguan  perkembangan  seksual,  gangguan  menstruasi  pada  wanita,

                  penurunan libido, dan masalah kesuburan.
               8.  Sindrom resistensi insulin: Keadaan di mana tubuh tidak merespons dengan baik terhadap hormon
                  insulin, yang dapat menyebabkan resistensi glukosa dan peningkatan risiko diabetes tipe 2.










                                                     Electronic Magazine (Biozone): Sistem Koordinasi, Jilid 3 | 17
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29