Page 357 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 357

DEWAN PER WAKILAN R AKYAT
                                                                       REPUBLIK  INDONE SIA  PERIODE 1982- 1987



                                                         13.  Pemberantasan Korupsi dan Pungli
                                                         Dalam rangka pernyataan Pangab/PANGKOPKAMTIB tentang
                                                   pemberanta.san pungli, Ketua DPR memberikan tanggapan sependapat
                                                   dengan Pangab, bahwa hukuman bagi penerima dan pemberi pungutan
                                                   liar, perlu diperberat, sebab korupsi dan pungli serta bentukbentuk
                                                   penyelewengan lainnya membahayakan kelangsungan hidup bangsa
                                                   dan negara. Oleh karena itu perbuatan seperti itu harus diberantas
                                                   sampai ke akarakarnya, Cara pemberantasan bisa dimulai dari atas,
                                                   bisa dari bawah. Bisa juga dilakukan secara bersamasama yang penting
                                                   adalah harus ada perencanaan karena tanpa itu sulit dilaksanakan.
                                                   Menurut Ketua, resepnya harus dimulai dari diri sendiri. Di sinilah
                                                   pentingnya ajaran agama karena kalau orang sudah bermoral agama,
                                                   ia pasti mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Dan kalau ia sudah
                                                   mempercayai dan merasakan adanya Tuhan, maka ia pasti sadar setiap
                                                   perbuatannya disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Tahu.

                       Sebagai contoh
                    konkret ialah RUU                    14. Tradisi “Tidak Mewaris” di DPR perlu ditinggalkan
                                                         Menteri Kehakiman di tahun 1984 pernah menyatakan agar
                     tentang Peradilan             tradisi “Tidak Mewaris” di DPR-RI ditinggalkan saja, artinya apabila
                   Tata Usaha Negara               RUU yang diajukan ke DPR-RI tidak selesai dibahas oleh Dewan periode
                   yang belum tuntas               tertentu, maka RUU tersebut dapat dilanjutkan pembahasannya oleh

                           dibahas oleh            DPR periode berikutnya. Jadi RUU yang belurn.selesai dibahas tidak
                      DPR-RI bersama               dikembalikan kepada Pemerintah.
                            Pemerintah,                  Sebagai contoh konkret ialah RUU tentang Peradilan Tata Usaha
                            oleh DPR-RI            Negara yang belum tuntas dibahas oleh DPR-RI bersama Pemerintah,
                           dikembalikan            oleh DPR-RI dikembalikan kepada Pemerintah mengingat masa bakti
                 kepada Pemerintah...              Dewan Periode 19771982 sudah berakhir. Inilah yang dimaksudkan
                                                   sebagai tradisi “tidak mewaris” di DPR-RI sebagaimana dilontarkan
                                                   oleh  Menteri  Kehakiman  Ismail  Saleh,  SH.  Terhadap  keinginan
                                                   Menteri Kehakiman tersebut, Ketua DPR-RI menanggapinya bahwa
                                                   sesuai dengan Tata Tertib DPR, yang tidak lagi mencantumkan anak
                                                   kalimamaka bisa saja RUU yang tak selesai diwariskan, dan bagaimana
                                                   penanganannya  selanjutnya  diserahkan  kepada  DPR  periode
                                                   berikutnya.
                                                         Sebagai contoh konkrit ialah RUU tentang Peradilan Tata Usaha
                                                   Negara yang belum tuntas dibahas oleh DPR-RI bersama Pemerintah,
                                                   oleh DPR-RI dikembalikan kepada Pemerintah mengingat masa bakti.
                                                   Dewan Periode 19771982 sudah berakhir. Inilah yang dimaksudkan
                                                   sebagai tradisi “tidak mewaris” di DPR-RI sebagaimana dilontarkan





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   355
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab V.indd   355                                                                                           11/21/19   18:19
   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362