Page 32 - D:\E-book CHA\Dialog Dengang Tokoh Syiah\
P. 32
‘ة
perawi hadits, sebab berbicara riwayat dalam hadits akan
menimbulkan perdebatan akibat perbedaan jalur dan
metodologi yang digunakan syiah dengan sunni dalam
menentukan validitas hadits.
Tanpa berpikir lama pertanyaan tersebut saya jawab dengan
berkata:
لمعن نأ ىنمهي انمإ اهيرغب وأ ناكرلأاب ىمسي ام ملاسلإل نوك ي نأ نيمهي لا
نإف ، ملسو هيلع للها ىلص هلوسر ةنس عبتن و لىاعتو كرابت للها هب رمأ ام
حلطصا امم وه انمإو ثيدلحا نم لاو نآرقلا نم سيل )ناكرلأا( حلطصم
دحاو لك نإ ىرخأ ةرم لوقأ ف ءاملعلا لوق ل ةبسنلاب امأ و .ءاملعلا هيلع
ملسو هيلع للها ىلص موصعلما لاإ كتريو هملاك ذخؤي
Bagi saya tidak begitu penting istilah apa yang dinisbatkan kepada
Islam, apakah istilah rukun atau istilah lainnya. Yang penting
adalah bagaimana kita dapat melaksanakan perintah Allah dan
mengikuti sunnah Rasul-Nya SAW. Istilah rukun itu bukan diambil
dari AlQuran dan bukan pula dari hadits akan tetapi dari istilah
para ulama. Sehubungan dengan sikap saya terhadap perkataan
24

