Page 112 - MUNAJAT ULAMA AHLUS SUNNAH
P. 112
:نمحرلا ُ دبع هل لاقف ،ًاي َم َ ك َ ث َ م ِ ل َ ف ، ٍط ِ ئاح ىلإ َد َ نس َت ْ سا َ ف ،ك ِت َ جا ِل َ ح
:لاق .تع ِم َ س ا ِم ْ ع ُ ت َ م َ س ذإ ةليللا لعافب انأ ام :لاقف ،كت َ جاحل ِ ضما
رصتخم( ه . َر ُ ض َ م ا َ م َ نو ُ رد َ ي لا ُ سانلا ه ُ دوعي ،ًارهش َ ض َم ِ ر َ ف هلزنم ىلإ ع َج َ رف
) 334 / 18 قشمد خيرات
Dari Ja’far bin Yazid bahwa Umar melakukan perlawatan pada satu
malam di Madinah ditemani seorang anak laki-laki dan Abdurrahman
bin Auf. Dia melewati satu rumah seorang muslim sedang qiyamullail.
Umar berhenti mendengar bacaan surah Al Thur. Ketika sampai pada
ayat ٍعفاد نم هل ام ٌعقاول ك بر باذع نإ dia berkata: “Sumpah, Demi Zat
Penguasa Ka’bah, sungguh benar”. Pergilah kamu! Lalu dia menyandar
pada dinding dan terdiam sejenak. Maka Abdurrahman berkata: mari
lanjutkan perjalanan! Dia berkata: tidak, aku tidak sanggup
melakukannya pada malam ini, karena aku telah mendengar ayat
seperti itu. Maka Umar kembali pulang ke rumahnya dan menderita
sakit satu bulan. Masyarakat menjenguknya tanpa mereka ketahui
9
sakit apakah yang dia derita .
Mendengar ayat yang mengandung ancaman, Umar bin
Khattab tersentuh emosinya. Umar merasakan dan menjiwai
ayat yang dibaca berupa peringatan. Pringatan atau ancaman itu
seakan-akan tidak ditujukan selain hanya kepada dirinya.
Padahal dia adalah orang yang mendapat gelar al faruq (pemisah
antara hak dengan bathil). Itulah bukti ketakwaan seseorang.
Semakin meningkat ketakwaan seseorang maka akan semakin
bertambahlah rasa takutnya pada siksa akhirat.
9 Mukhtashar Tarikh Dimasyq, XVIII hal 34
106

