Page 54 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 54

Jika disepakati bahwa bid’ah adalah perbuatan baru tanpa
            contoh  sebelumnya,  maka  lawan  bid’ah  adalahعابتا     ‘ittiba’


            (mengikuti) atau ديلقت ‘taqlid’ (meniru).


                Ittiba’ mengikuti contoh dengan memperhatikan berbagai
            aspek, sedangkan taqlid meniru sesuai keinginan. Jika praktik

            meniru itu dengan memperhatikan alasan atau dalil maka hal

            itu  biasa  disebut  ittiba’,  sedangkan  meniru  tanpa  perhatian

            kepada  alasan  atau  dalil  dapat  dikatakan  taqlid.  Perbuatan
            tanpa contoh disebut bid’ah artinya lawan bid’ah adalah taqlid

            dan ittiba’.


                Studi tentang hadits-hadits bid’ah sudah disampaikan pada
            buku “100 Solusi Fiqih Kontroversi”, antara lain pada masalah

            no 12. Karena itu, di sini tidak diangkat lagi, melainkan langsung

            pada  bahasan  MAKNA  SUNNAH  sebagai  pengantar  menuju

            bahasan MUNAJAT DAN SHOLAT SESUAI SUNNAH.

                Kembali  pada  teks  hadits.  Hadits  di  atas  menekankan

            bahwa sunnah terbagi dua yaitu sunnah hasanah dan sunnah

            sayiah.  Menurut  redaksi  hadits  ini,  bahwa  yang  dimaksud
            dengan dua sunnah tersebut bukan sunnah yang diambil dari

            kehidupan Rasulullah      melainkan sunnah yang muncul dari

            gagasan  umat  Islam  baik  secara  pribadi atau  kelompok  pada

                                          47
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59