Page 64 - Tadabbur Surat Adh Dhuha
P. 64
يِلوُأ اوُناَك ْوَلَو َنيِكِرْشُمْلِل اوُرِفْغَتْسَي ْنَأ اوُنَمآ َنيِذَ لاَو ِ يِبَ نلِل َناَك اَم
ِ ميِحَجلا ُباَحْصَأ ْمُهَ نَأ ْمُهَل َنَ يَبَت اَم ِدْعَب ْنِم ىَبْرُق
"Tidaklah patut bagi seorang Nabi dan orang-orang yang beriman untuk
memintakan ampunan kepada orang-orang yang berbuat kesyirikan"
(At-Taubah: 113). Dan berkenaan dengan Abu Thalib, Allah menurunkan
kepada Nabi ﷺ sebuah ayat,
َ تْبَبْحَأ ْنَم يِدْهَت َلا َكَ نِإ
"Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kau cintai." (Al-Qashash: 56). (HR. Bukhori)
Pelajaran yang sangat menarik dari riwayat di atas antara lain
adalah:
▪ Masa kecil Rasulullah hingga remaja hidup tanpa ayah
sehingga beliau tidak mendapat bimbingan keilmuan dari
sang ayah.
▪ Beliau dilahirkan dalam keadaan yatim sebagai persiapan
untuk menjadi penyantun anak-anak yatim di masa
mendatang karena beliau sendiri merasakan betapa
pentingnya seorang anak yatim kepada yang menyantuninya.
▪ Beliau hidup bersama kakeknya bernama Abdul Mutalib
setelah ditinggal wafat ibunda Aminah binti Wahab hingga
beliau berusia delapan tahun. Kesayangan kakek tercurah
padanya disamping karena perangainya yang sangat
mengagumkan juga karena beliau adalah seorang anak yatim
piatu.
61

