Page 65 - Tadabbur Surat Adh Dhuha
P. 65

▪  Setelah kakeknya meninggal maka pamannya bernama Abu

               Thalib  mencurahkan  segala  upaya  untuk  mendampinginya
               hingga beliau berumah tangga. Dan dia tetap mendampingi
               beliau  hingga  mendapat  wahyu  serta  menyebarkannya  di
               tengah-tengah musyrikin Quraisy.

            ▪  Curahan sayang dari Kakek dan pamanya kepada beliau tidak
               berhubungan  dengan  masalah  aqidah.  Artinya  mereka
               membela beliau  bukan karena  kenabian  atau  kerasulannya
               akan tetapi semata-mata karena ada hubungan darah yang
               membuktikan terpeliharanya fitrah kemanusiaan.

            ▪  Abu  Thalib  satu  aqidah  dengan  Abdul  Mutalib.  Keduanya
               termasuk musyrikin penyembah berhala yang meyakini ada
               tuhan selain Allah.

            ▪  Setelah Abu Thalib meninggal dalam kemusyrikan disaksikan
               Rasulullah maka beliau perlihatkan kepada kaum musyrikin
               (Abu Jahal  dan kawan-kawannya) bahwa aqidah pamannya
               berseberangan  dengan  ajaran  yang  beliau  ajarkan  kepada

               umat.  Hal  itu  dapat  diketahui  dari  ungkapannya  yang
               memohon agar pamannya mengucapkan kalimat tauhid.
            ▪  Kalimat   هنع  هنأ  مل  ام  كل  نرفغتسمأ  (Aku  akan  memintakan

               ampunan untukmu selama aku tidak dilarang perihal dirimu)
               menggambarkan bahwa memohon ampun untuk musyrikin
               bukan  ajaran  Islam,  karena  itu  beliau  membatasi
               pernyataannya dengan kalimat “selama belum dilarang”.

            ▪  Abu Thalib sangat memahami apa yang diajarkan Rasulullah
               dari Al-Quran, namun mengapa dia tidak beriman? Keimanan


                                          62
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70