Page 62 - MAJALAH 87
P. 62

ling  menyalahkan  ketika  hajat  besar   Internet
            bangsa menjadi tuan rumah kegiatan
            olah  raga  terbesar  di  Asia  Tenggara
            ini.  “Kita  fokus  dulu  semua  menyuk-
            seskan,  setelah  selesai  baru  lakukan
            evaluasi,” ujarnya dengan nada bijak.
            Walaupun  tidak  terlibat  lagi  secara
            langsung di Pelatnas bulu tangkis, ibu
            tiga  anak  ini  mengaku  masih  sering
            jadi teman dialog beberapa atlet na-
            sional.  “Saya  tidak  bantu  PBSI  resmi,
            tapi yang pasti saya bantu adik-adik
            dibelakang layar, Firda, Febi, dan yang
            lain.  Mereka suka nelpon nanya bo-
            leh  nggak  kak  kita  ngobrol-ngobrol.
            Saya jawab boleh aja, kalo saya bisa
            bantu kenapa nggak,” katanya sambil
            tersenyum.
               Bersama  suaminya  Alan,  Susi  Su-
            santi juga merintis sekolah badminton
            untuk membantu lahir bibit-bibit baru
            yang  siapa  tahu  calon  bintang  masa
            depan.  Pada  waktu  tertentu  mereka
            turun tangan memberi pelatihan dan   kepercayaan kita musti mengkomuni-  banyak  atlet  muda  dengan  bangga.
            menjawab  banyak  pertanyaan.  Tapi   kasikan dengan baik. Paling gak kita   Sebarannya juga sudah merata dise-
            ada  satu  pertanyaan  yang  menurut   minta tolong toko jualin barang kita   luruh pulau di tanah air. Susi mengaku
            Susi  sampai  sekarang  ia  tidak  tahu   aja,” jelasnya.            selain  raket,  produk  Astec  sudah  di-
            jawabannya  apa.  “Pertanyaan  ini  pa-  Pasutri  atlet  ini  rela  keluar  ma-  produksi di dalam negeri. Khusus ra-
            ling  banyak  ditanyakan  orang  tua   suk GOR bukan sebagai pemain tapi   ket  produksinya  masih  bekerja  sama
            dan  saya  tidak  bisa  jawab..  apa  olah   memperkenalkan raket produksi me-  dengan pabrik di Cina, namun kuali-
            raga bisa menjamin masa depan anak   reka.  “Kita  kasi  coba  raket  kita.  Kita   tas dan teknologi dikontrol sepenuh-
            saya?”  tuturnya.  Baginya  pertanyaan   kayak  nawarin  makanan  boleh  dites   nya oleh Alan dan Susi. “Pada saatnya
            ini harus bisa dijawab pemerintah dan   dulu, untuk meyakinkan bahwa raket   saya  juga  bermimpi  kita  bisa  punya
            DPR, apabila kepastian itu ada. berarti   kita  enak,”  katanya  sambil  tergelak.   teknologi dan pabrik sendiri di Indo-
            kejayaan  dibidang  olah  raga  sudah   Susi  mengingatkan,  banyak  orang   nesia.”
            menjadi bagian dari bangsa ini.   membeli  raket  badminton  karena     Susi  Susanti  terdiam  sejenak  ke-
               Kesibukan yang paling banyak me-  merek  dan  harga,  asal  senang  bayar   tika ditanya dari ketiga putra putrinya
            nyita waktunya saat ini adalah mem-  tapi mengabaikan aspek lain yang ti-  Laurencia  Averina,  Albertus  Edward,
            besarkan  Astec  produsen  peralatan   dak kalah penting. Tiap pemain menu-  dan Sebastianus Frederick siapa yang
            olah  raga  badminton  yang  namanya   rutnya memiliki karakter berbeda, ada   meneruskan  tongkat  estafet  menjadi
            diambil dari gabungan namanya dan   pemain single apa double, ada pemain   atlet badminton. Setelah menarik na-
            suami, Alan Susi technology – Astec.   serang ada pemain defence. “Saya dan   fas  panjang  akhirnya  ia  menjawab,
            Bisnis ini dimulai ketika ia melihat at-  Alan  aja  punya  tipe  raket  berbeda.”   “Kalau  melihat  bakat  semuanya  ber-
            let badminton Indonesia cukup terke-  Raket  kalau  dilihat  dari  tampilannya   bakat  ya,    tapi  kalau  anak  saya  jadi
            nal di luar negeri bahkan sudah mela-  sama,  tapi  Astec  memiliki  spesifikasi   atlet sebagai profesi kayaknya nggak
            tih di beberapa negara tetapi saat itu   berbeda-beda.  Misalnya  untuk  pe-  ya hehe..  kalau    serius   terus terang
            belum satupun brand olah raga tepok   main tipe serang, bagian kepala raket   nggak, tapi kalau untuk keahlian bo-
            bulu  ini  berasal  dari  dalam  negeri.   dirancang lebih berat, semua menurut   leh. Karena siapa tau dengan keahlian
            “Saya banyak belajar, untuk membuat   Susi dijelaskan dalam setiap spec ra-  itu  ia  dapat  bea  siswa  kuliah  di  luar
            satu brand nggak gampang. Pertama   ket Astec yang dijual.           negeri, disana lebih dihargai lho. Jadi
            kita  harus  mendapat  kepercayaan   Pelan  tapi  pasti  kerja  keras  itu   bagi saya olah raga untuk poin lebih-
            dari  konsumen,  jatuh  bangun  dulu,   akhirnya  membuahkan  hasil,  seka-  nya aja. Saya harus realistis beginilah
            kita bawa barang sendiri door to door   rang  produk  astek  mulai  dari  raket,   kondisinya  sekarang,”  demikian  Susi.
            istilahnya, udah gitu untuk mendapat   kaos sampai sepatu sudah digunakan   (iky)



                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 87 TH. XLII, 2011 | 6
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67