Page 47 - MAJALAH 180
P. 47

ALAT KELENGKAPAN
                                                                                         DEWAN





            melalui APBN, bisa melalui APBD,   menyelesaikan UU Materai, RUU   vokasi, riset, dan development.
            juga melalui KUR (Kredit Usaha    Materai karena itu tinggal sedikit   Perusahaan yang melakukan
            Rakyat).  Mungkin bagi dunia      lagi dan itu sangat berkepentingan   penanaman modal untuk
            usaha pinjaman Rp 50 juta, Rp 25   untuk pemasukan negara dan      kegiatan padat karya, dan
            juta, Rp 500 juta itu tidak besar,   juga mengenai keamanan dalam   fasilitas PPh untuk Kawasan
            tapi bagi memutar perekonomian    bertransaksi dalam hal melakukan   Ekonomi Khusus (KEK)
            di wilayah itu sendiri sangat     kegiatan apa saja dalam bisnis, itu   juga disasar dalam Omnibus
            bermanfaat dan ini yang akan      tinggal sedikit lagi kita selesaikan   Law perpajakan. “Langkah ini
            kita stimulus,” kata Politisi PDIP   segera,” ungkapnya.           patut diberikan apresiasi agar
            ini kepada Parlementaria akhir                                     tersendatnya pemasukan pajak
            November lalu.                    APRESIASI OMNIBUS LAW BIDANG     bisa segera teratasi. Penerimaan
              Komitmen Komisi XI untuk terus   PERPAJAKAN                      pajak per Oktober 2019 baru
            menjaga pertumbuhan ekonomi       Sementara itu, Anggota Komisi    mencapai Rp 1.173,89 triliun atau
            bangsa dengan memprioritaskan     XI DPR RI Heri Gunawan           65,71 persen dari target APBN
            pada pertumbukan ekonomi          mengapresiasi rencana            2019 yang sebesar Rp 1.786,38
            UMKM, diharapkan mampu            Pemerintah mengintegrasikan      triliun. Sebelumnya, shortfall
            menjembatani pertumbuhan          semua regulasi perpajakan dalam   pajak diperkirakan mencapai
            perekonomian yang didorong        konsep omnibus law. Ini bisa     lebih dari Rp 160 triliun,”
            untuk terus maju sementara        jadi langkah strategis mengatasi   ungkap Heri.
            kondisi perekonomian dua sedang   tersendatnya pemasukan pajak       Namun, menurut legislator
            berada dalam situasi yang tidak   bagi negara. Konsep Omnibus      F-Gerindra DPR RI ini, melihat
            kondusif. Sejumlah langkah awal   Law segera diajukan Pemerintah   penerimaan yang masih
            juga tengah dipersiapkan.         ke DPR RI pada Desember ini.     diperkirakan shortfall akan
              Kedepannya, Komisi XI tengah    Ia mengatakan, Omnibus Law di    semakin melebar, mungkin
            menyiapkan skala prioritas        bidang perpajakan rencananya     sampai di angka Rp 260 triliun.
            5 tahun mendatang. Eriko          disusun dalam enam area.         Dijelaskan Heri, Omnibus
            menyampaikan setidaknya sudah      “Mulai dari menurunkan tarif    Law perpajakan kemungkinan
            ada target 10 undang-undang       pajak penghasilan (PPh) badan    akan mengintegrasikan beberapa
            yang disiapkan, namun untuk       hingga menggabungkan seluruh     undang-undang diantaranya,
            tahun depan dipersiapkan 2        insentif pajak yang sudah ada    UU PPh, UU PPN, UU KUP, dan
            undang-undang sesuai dengan       menjadi satu bagian,” jelas      UU Pajak Daerah dan Retribusi
            himbauan Ketua DPR, yang guna     Heri. Termasuk dalam rencana     Daerah. Tidak hanya UU,
            mengedepankan kualitas undang-    ini adalah pengurangan dan       sambung Heri, beberapa PP dan
            undang bukan kuantitasnya.        pembebasan pajak seperti tax     peraturan menteri juga ikut
              “Jadi kami pertama akan         holiday, super deduction untuk   dicabut untuk diintegrasikan.
                                                                                 Menurut politisi dapil
                                                                               Jawa Barat IV itu, sebaiknya
                                                                               peraturan turunan dibatasi
                                                     BAGAIMANA SETIAP          sampai dengan Perpres
                                                       WILAYAH ITU             atau Peraturan Pemerintah.
                                                     BISA MENGHIDUPI           Sementara seluruh peraturan
                                                       EKONOMINYA              menteri yang bersifat sektoral
                                                     SENDIRI, MEMUTAR          harus dicabut. “Kami akan
                                                      PEREKONOMIAN,            mencermati tiap poin yang
                                                   INIKAN MEMBUTUHKAN          akan diajukan oleh pemerintah.
                                                                               Pada prinsipnya kami turut
                                                     STIMULUS MELALUI          mendorong RUU Omnibus
                                                    APBN, BISA MELALUI         Law perpajakan yang berprinsip
                                                      APBD, DAN JUGA,          pada keadilan sebagai landasan
                                                       MELALUI KUR             untuk menciptakan kepastian
                                                                               hukum dan bukan dijadikan
                                                     Wakil Ketua Komisi XI DPR RI   dasar hukum untuk mengobral
                                                        Eriko Sotarduga
                                                                               tarif pajak,” tutup Heri. l alw/es
                                                                      Foto: Arief/JK


                                                                        TH. 2019      EDISI 180      PARLEMENTARIA        47
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52