Page 67 - MAJALAH 96
P. 67
PERNIK PERNIK
Karawitan Duto Budoyo,
Obat Kejenuhan
arawitan Jawa karawitan. Kebetulan ada salah satu anggota DPR yang pada
Duto Budoyo waktu itu meminjamkan seperangkat gamelan, untuk latihan
Kmerupakan para pegawai Sekretariat Jenderal DPR, dan hal itu telah
suatu obat untuk berlangsung sekitar 2-3 tahun.
menghilangkan rasa Pada era Sekjen DPR Soelaksono itulah , dia
kejenuhan. Maklum, memerintahkan kepada stafnya (Pak Suwarjo dan
perkumpulan seni asli Pak Hartono) untuk segera membeli gamelan sendiri,
Jawa ini anggotanya mendatangkan langsung dari daerah Wleri, Kendal, Jawa
sebagian besar pegawai Tengah.
Setjen DPR yang sehari-hari sibuk memberi pelayanan sidang Seperangkat gamelan tersebut asal miliknya seorang
kepada para anggota DPR-RI. Demikian dikatakan Sekretaris lurah Wleri Kendal Jawa Tengah, yang kebetulan pada saat itu
Karawitan Duto Budoyo Drs. Suratna, M.Si di sela-sela sedang sakit, dan memerlukan biaya untuk berobat kemudian
tugasnya di Gedung DPR Senayan Jakarta. mereka menjual gamelan kepada Sekretariat Jenderal
Menurut Suratna, paguyuban Karawitan Seni Jawa DPR. Namun pada saat membeli gamelan tersebut kondisi
ini lahir dari keinginan Sekretaris Jenderal DPR RI Bapak rancakannya sudah rusak, meski gamelannya sendiri kondisi
Soelaksono tahun 1991, yang bertujuan untuk melestarikan masih sangat baik sebab terbuat dari bahan perunggu.
budaya bangsa serta menghilangkan kejenuhan dari rutinitas Alat musik karawitan tersebut tersebut kemudian
sehari-hari bagi pegawai Setjen DPR-RI yang setiap hari direnovasi dan akhirnya diganti rancakannya (dudukan
berkecimpung dengan masalah-masalah politik. seperangkat gamelan) dibeli di daerah Solo, dengan
Karawitan Duto Budoyo ini juga bisa dikatakan sebagai bertuliskan MPR/DPR, karena pada saat itu lembaga MPR/
media refreshing, karena budaya jawa yang berupa gamelan DPR itu masih menjadi satu yaitu Sekjen, sehingga nama
memang secara spesifik mempunyai efek psikologi itu yang karawitannya di beri nama Duto Budoyo Setjen MPR/DPR RI.
sangat dalam. Artinya kalau dibandingkan dengan kesenian-
kesenian lain, Karawitan ini mempunyai efek psikologi yang Latihan seminggu sekali
sangat berbeda. Kesenian Karawitan Jawa Duto Budoyo tersebut dilatih
Karawitan Duto Budoyo ini lahir sekitar tahun 1987, pada oleh seorang guru yang berasal dari Solo Jawa Tengah,
saat itu pegawai Setjen DPR mengorganisir diri ingin latihan Hartono. Awal mulanya tempat latihan diadakan di Gedung
Nusantara IV, kemudian di pindahkan ke gedung Nusantara
utama, (ruangan museum) karena kesibukan para pegawai
Setjen DPR maka latihan secara rutin mengadakan latihan
seminggu sekali.
Maksud diaktifkannya Karawitan Duto Budoyo, kata
Suratna, adalah sebagai tempat hiburan pegawai Sekretariat
Jendral DPR, “orang jawa itu kalau mendengarkan musik-
musik gamelan itu rasanya tenang, kata Suratna.
Disamping untuk melestarikan budaya, Duto Budoyo yang
dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan Lembaga karena
saat-saat tertentu diminta untuk mengisi kegiatan resmi DPR
seperti menyambut kedatangan tamu-tamu pada sidang
Parlemen Asia Pasifik, yang dihadiri langsung Presiden Susilo
Bambang Yudoyono.
Selain itu Duto Budoyo juga diminta untuk mengisi
acara-acara pimpinan dan anggota dewan, seperti resepsi
perkawinan, “ Jadi banyak anggota yang minta kita untuk
mengisi hiburan dengan karawitan jawa,”ungkap Suratna.
Pernah juga mengisi acara pelantikan pengangkatan dan
pemberhentian anggota DPR. Dalam acara perpisahan masa
Sekretaris Karawitan Duto Budoyo Drs. Suratna, M.Si
akhir jabatan, Karawitan Duto Budoyo yang menghibur.
| | PARLEMENTARIA | Edisi 96 TH. XLII, 2012 |
| PARLEMENTARIA | Edisi 96 TH. XLII, 2012 |
ARIA |
TH. XLII, 2012 |
| PARLEMENTARIA | Edisi 96 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA | Edisi 96 TH. XLII, 2012 | |
96
Edisi
ARLEMENT
P
| PARLEMENTARIA | Edisi 96 TH. XLII, 2012