Page 16 - MAJALAH 79
P. 16
bersikeras untuk berangkat ke luar tentang Penanggulangan Ben- ngan Bencana Daerah (BPBD) yang
negeri telah memancing reaksi cana, dan PP No 64/2010 tentang diamanatkan oleh UU No.24/2007
negatif dari publik. Mitigasi Bencana di Wilayah Pesi- sebagai tulang punggung penang-
• Pandangan yang dilontar- sir dan Pulau. UU dan PP tersebut gulangan bencana, bahkan belum
kan Ketua DPR tentang perlunya juga telah mengatur dengan jelas terbentuk.
memindahkan warga Mentawai di kewenangan dan tanggung jawab Di beberapa daerah, masyara-
tengah suasana yang masih sensitif dari pemerintah pusat, pemerintah kat setempat sebenarnya telah
saat itu, juga banyak disalahtafsir- daerah dan masyarakat dalam miti- memiliki kearifan lokal dan pe-
kan, dan dijadikan komoditas poli- gasi bencana. Kegiatan mitigasi ngetahuan turun-temurun tentang
tik oleh beberapa pihak. yang dilakukan masing-masing pi- bagaimana membaca tanda-tanda
hak ini terdiri atas kegiatan bersi- alam, sebagaimana mereka yang
Pentingnya Mitigasi Bencana fat struktural/fisik dan kegiatan selamat di Simeulue ketika terjadi
Wacana yang dilontarkan non-struktur/non-fisik. Kegiatan gempa dan tsunami di Aceh pada
Ketua DPR tentang relokasi warga fisik meliputi penyediaan sistem 2004 lalu. Tetapi secara umum,
kepulauan Mentawai sesungguh- peringatan dini, penggunaan ba- kesadaran masyarakat akan risiko
nya merefleksikan kecemasan kita ngunan peredam tsunami, penye- bencana di daerah mereka masih
semua tentang begitu banyaknya diaan fasilitas penyelamatan diri, rendah.
nyawa yang hilang dan harta benda konstruksi bangunan ramah gempa Pada akhirnya, mitigasi ben-
yang musnah akibat bencana alam dan tsunami, vegetasi pantai, pe- cana hanya akan berhasil jika ada
yang terus menerus (dan akan ngelolaan ekosistem, pembangu- satu konsensus bahwa hal terse-
terus) terjadi, sebagai konsekuen- nan tanggul dan kanal untuk antisi- but memang dikehendaki, masuk
si kita tinggal di kawasan ring of pasi banjir dan dinding lereng pada akal dan dapat diupayakan. Peren-
fire. Bahwa apakah relokasi warga daerah rawan longsor, penyediaan canaan mitigasi harus bertujuan
Mentawai adalah solusi terbaik, prasarana dan sarana kesehatan, untuk mengembangkan kultur ke-
tentu bisa diperdebatkan. Namun komunikasi dan transportasi, gu- amanan bencana di mana setiap
esensinya harus disepakati bersa- dang losgistik dan sebagainya. orang sadar secara penuh akan ba-
ma, bahwa negara harus berbuat Sementara itu kegiatan non-fisik haya-bahaya yang mereka hadapi,
sesuatu demi mencegah jatuhnya meliputi penyusunan peraturan melindungi diri mereka sendiri se-
korban jiwa dan harta benda yang perundang-undangan. penyusunan jauh yang mereka dapat lakukan
lebih besar lagi. Karena itu, Mitiga- peta rawan bencana, penyusunan dan secara penuh mendukung upa-
si Bencana menjadi isu yang sangat peta risiko bencana, penyusunan ya-upaya yang dibuat demi perlin-
krusial dan harus menjadi perha- amdal, penyusunan tata ruang, pe- dungan bagi mereka.
tian semua pihak. nyusunan zonasi, dan pendidikan, Kesadaran umum dapat di-
Lebih jauh lagi, Mitigasi ti- penyuluhan, dan penyadaran ma- tingkatkan dalam sejumlah cara.
dak hanya bertujuan untuk men- syarakat. Pendidikan harus berusaha meng-
yelamatkan nyawa manusia, me- Namun konsep mitigasi terse- akrabkan dan tidak membuat sen-
nolong mereka yang terluka dan but dalam praktiknya masih jauh sasi tentang bencana. Setiap orang
mengurangi kerugian-kerugian dari harapan. Upaya-upaya yang yang hidup di daerah rawan bahaya
harta benda, akan tetapi juga me- dilakukan masyarakat dan para harus memahami bahaya-bahaya
ngurangi konsekuensi-konsekuensi pemangku kepentingan selama ini sebagai satu kenyataan hidup. In-
yang saling merugikan dari bahaya- masih terfokus pada pemberian formasi mengenai bahaya-bahaya
bahaya alam terhadap aktivitas-ak- bantuan pada era tanggap darurat harus menjadi bagian dari kuriku-
tivitas ekonomi dan institusi-insti- dan rehabilitasi fisik pasca ben- lum baku bagi anak-anak di seko-
tusi sosial. Mitigasi bencana juga cana. Padahal yang sangat diper- lah dan bagian dari sumber-sumber
dipahami sebagai upaya mening- lukan saat ini adalah paradigma informasi harian. Tujuannya adalah
katkan kapasitas masyarakat yang mitigasi melalui antisipasi bencana untuk mengembangkan pengakuan
berada pada kawasan rawan ben- untuk meminimalisir korban dan harian akan keamanan bahaya di-
cana untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bencana bagi mana orang-orang mengambil tin-
mengurangi akibat dari ancaman masyarakat di kawasan rawan ben- dakan secara sadar, dan tindakan
dan tingkat bencana. cana. Upaya-upaya efektif pada pencegahan lewat menyadari, na-
Sebenarnya konsep “hidup tahap pra-bencana saat ini baru mun tidak takut, akan kemungki-
bersama bencana” (living on the sebatas formalitas dan belum me- nan munculnya bahaya.(foto:inter-
edge) sudah dirumuskan dengan nyentuh masyarakat luas. Di bebe- net)
baik dalam UU No 24 tahun 2007 rapa provinsi, Badan Penanggula-
1
7
16 | PARLEMENTARIA | Edisi 79 TH. XLI, 2010 | 17
ARIA |
TH. XLI, 2010 |
|
16 | PARLEMENTARIA | Edisi 79 TH. XLI, 2010 || PARLEMENTARIA | Edisi 79 TH. XLI, 2010 |
P
Edisi 79
ARLEMENT