Page 74 - MAJALAH 177
P. 74

PR OFIL





              Ketika di SMEA dulu, ia ingin   Majalah Adil. Ia menjadi juru ketik.   terasah. Pada penghujung masa
            sekali mengenakan jilbab. Tapi    Honornya bisa dimanfaatkan untuk   kuliahnya di IIM, Endang pulang
            lingkungan tak mengizinkannya.    biaya kuliah. Pagi kuliah, siang   kampung dan mengajar di SMEA
            Pemerintah juga masih melarang    bekerja. Begitulah rutinitasnya.   Sudirman 1 Wonogiri, almamaternya
            siswa perempuan mengenakan        Untuk mengirit biaya kos selama   dulu. 16 tahun mengajar di sini, ia
            jilbab. Ironisnya, para pemuka    kuliah, Endang pun tinggal di    begitu dicintai murid-muridnya.
            agama di Wonogiri juga ikut       kantor redaksi Adil.               Selain itu, Endang juga kuliah
            melarang jilbab. Bahkan, kakeknya   Bahkan, di kantor Adil itu,    di Fakultas Hukum, Universitas
            yang tokoh agama Wonogiri tak     Endang juga ikut membersihkan    Slamet Riyadi, Surakarta. Bahkan,
            membolehkannya. Masyarakat        seisi kantor. Ketika redaksi     ia mengambil sekolah khusus
            setempat suka mengolok-olok       memasuki masa deadline, Endang   pengacara di Fakultas Hukum,
            perempuan berjilbab dengan cacian   kerap tak tidur semalaman, karena   Universitasitas Negeri Surakarta (kini
            “kepala borokan”. Akhirnya,       harus mengetik begitu banyak     Universitas Sebelas Maret). Setamat
            Endang hanya mengenakan topi      naskah berita. Sambil bekerja di   kuliah dari dua kampus itu, Endang
            sebagai penutup rambut.           kantor Adil, dia juga menerima   mulai mengarahkan aktivitasnya
                                              pesanan catering. Setiap kali    pada pembelaan kaum perempuan.
            AKTIVIS PEREMPUAN                 kampusnya bikin acara, selalu    Menjadi konselor dan mengadvokasi
            Selepas SMEA, Endang muda kuliah   pesan catering pada dirinya.    korban-korban kekerasan hingga ke
            di Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum   Di kampus dan di luar kampus,   pengadilan.
            (IIM) Surakarta dengan mengambil   ia pun aktif berorganisasi.       Pembina guru swasta se-Jawa
            jurusan Pendidikan Agama Islam.   Pergaulannya kian luas di        Tengah ini, mendedikasikan diri
            Untuk masuk perguruan tinggi      lingkungan akademisi maupun      sebagai aktivis perempuan di
            sebetulnya tak ada biaya. Endang   masyarakat. Kapasitas intelektual   daerahnya. Banyak perempuan
            pun bekerja di kantor redaksi     dan kepedulian sosialnya terus   korban kekerasan dan pelecehan
                                                                               tak mampu membayar pengacara.
                                                                               Maka bersama Endang mereka
                                                                               bisa didampingi sampai tuntas
                                                                               tanpa dipungut biaya. Endang
                                                                               tak memungut sepeser pun biaya
                                                                               untuk membela kaumnya. Inilah
                                                                               modal sosial Endang yang kelak
                                                                               membantunya menjadi wakil rakyat.
                                                                                 Endang tercatat pernah menjadi
                                                                               Ketua Aliansi Peduli Perempuan
                                                                               Sukses (APPS) tahun 2006-2013.
                                                                               Bahkan, pernah pula jadi penasihat
                                                                               Masyarakat Peduli Perempuan Anak
                                                                               (MWPPA). Kepeduliannya pada
                                                                               perempuan telah menginspirasi
                                                                               masyarakat banyak. Atas jasa-
                                                                               jasanya itu, Endang dianugerahi
                                                                               banyak penghargaan, seperti
                                                                               Inspiration Women Award 2014,
                                                                               Indonesian Woman Career of The
                                                                               Year (2015), dan The Best Inspiring
                                                                               Legislative of The Year (2017).
                                                                                 Tidak hanya itu, pengahargaan
                                                                               atas dedikasinya terus mengalir
                                                                               dari Forum Komunikasi Wartawan
                                                                               Indonesia berupa Women Of The
                                                                               Year 2017 dan Pemimpin Pembawa
                                                                               Perubahan 2018 dari Sky Media.
            Endang sosok yang sangat peduli pada pemberdayaan perempuan. Penghargaan pun mengalir atas dedikasinya   Setelah berjuang di tengah
            memperjuangkan kaum perempuan. Foto: Dok/OD


             74     PARLEMENTARIA      EDISI 177      TH. 2019
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79