Page 11 - MAJALAH 162
P. 11

LAPORAN UT    AMA
                                                                                  LAPORAN UTAMA
                                                                                                AMA
                                                                                  LAPORAN UT



                    aat ini rakyat menuntut akan                                  “Selain itu kita juga masih kecolongan
                    adanya kontestan yang                                      soal ‘Kotak Kosong’. Sebab belum ada
                    berjiwa negarawan dan                                      aturan yang secara spesifik mengatur
                    tidak mengkhianati amanah                                  tentang masalah Kotak Kosong,
            Syang diberikan kepadanya.                                         hingga belum ada payung hukumnya
            Rakyat telah bosan merasakan berbagai   “Partisipasi masyarakat    untuk menjerat orang-orang yang
            pengalaman pahit dan mengecewakan    mengikuti Pilkada 2018        berkampanye tentang Kotak Kosong itu.
            akibat termakan janji–janji tanpa realisasi.   dibeberapa daerah memang   Kita cukup kaget dengan kejadian di Kota
            Animo masyarakat yang baik terhadap   meningkat lumayan baik,      Makassar, yakni ternyata Kotak Kosong
            penyelenggaraan Pilkada serentak 2018   bahkan ada daerah yang     meraih kemenangan,” ungkap Nihayatul.
            harus diganjar setimpal dengan rasa                                   Sementara terkait banyaknya jumlah
            keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh   mencapai peningkatan     calon tunggal dalam Pilkada serentak
            warga negara Indonesia.            hingga diatas 50 persen. Bagi   2018, Nihayatul menilai hal itu merupakan
               Gairah partisipasi masyarakat dalam   saya hal itu sangat bagus,   sebuah penurunan dalam implementasi
            mengikuti Pilkada serentak 2018 di   meskipun ada daerah seperti   demokrasi. Ia berpendapat, seharusnya
            beberapa daerah di Indonesia diklaim   di Provinsi Papua yang angka   ketentuan dalam UU Pilkada bisa
            mengalami peningkatan. Pelaksanaannya   partisipasinya masih jauh   disamakan seperti ketentuan aturan
            pun sejauh ini juga telah berjalan   dibawah 50 persen. Tetapi     yang berlaku di Pilpres, dimana dalam
            dengan baik dan aman. Terhadap     itu hanya terjadi dibeberapa    aturan Pilpres sudah menutup tentang
            kondisi yang menggembirakan tersebut   daerah saja, tidak masif,”  keberadaan calon tunggal.
            Wakil Ketua Komisi II DPR RI Nihayatul                                Dalam aturan Pilpres, kalau ada calon
            Wafiroh memberikan penghargaan dan                                 yang telah mengambil porsi 81 persen
            apresiasinya. Namun sebagai lembaga   menjadikan masyarakat menjadi semakin   maka itu tidak bisa diterima, jelasnya.
            negara yang memiliki fungsi legislasi,   peduli terhadap proses-proses dalam   Minimal seseorang bisa menyalonkan
            pengawasan dan anggaran, Komisi II   Pemilu. “Masyarakat yang dahulu   diri adalah 20 persen, kalau ada calon
            DPR RI tetap memiliki catatan – catatan   biasanya hanya per lima tahun sekali   yang sudah mengambil porsi 81 persen,
            khusus yang nantinya akan menjadi   melakukan pencoblosan tentu ada   maka sisanya tinggal 19 persen sehingga
            bahan evaluasi bagi Komisi II bagi   rasa khawatir (deg-degan) dan lain   menyebabkan kecenderungan terjadi
            pelaksanaan Pilkada selanjutnya.  sebagainya,  tetapi karena sekarang   calon tunggal.
               “Partisipasi masyarakat mengikuti   (dilakukan) hampir setiap tahun maka   “Hal itu sudah tidak bisa diterima,
            Pilkada serentak 2018 di beberapa   akan menjadi terbiasa,” terangnya.  karena minimal orang untuk bisa
            daerah memang meningkat lumayan     Dikatakannya, di daerah pemilihannya   menyalonkan menjadi kandidat adalah 20
            baik, bahkan ada daerah yang mencapai   yakni di daerah Banyuwangi, masyarakat   persen. Berbeda dengan Pilkada, dimana
            peningkatan hingga diatas 50 persen.   di sana sekarang akan merasa berbeda   memungkinkan untuk bisa sapu habis
            Bagi saya hal itu sangat bagus, meskipun   dalam menyikapi hal yang berkaitan   seluruh partai. Dan ternyata hal itu tidak
            ada daerah seperti di Provinsi Papua yang   dengan pencoblosan. Hal itu karena   bagus juga sebenarnya untuk demokrasi
            angka partisipasinya masih jauh dibawah   jarak penyelenggaraan Pilbup, Pilgub,   kita, tetapi undang-undang kita belum
            50 persen. Tetapi itu hanya terjadi   Pileg dan Pilpres yang tidak terlalu jauh   ada yang mengatur hal tersebut
            dibeberapa daerah saja, tidak masif,” ujar   rentang waktunya.     sebelumnya,” tuturnya.
            Nihayatul.                          “Banyak kendala dan persoalan yang   Untuk ke depannya Nihayatul
               Yang masifnya sudah diatas 50   masih dihadapi dan menjadi pekerjaan   berharap agar tidak ada lagi satu orang
            persen, menurutnya hal itu menunjukkan   rumah yang harus diselesaikan terkait   warga negara Indonesia pun yang tidak
            bahwa masyarakat semakin sadar    Pilkada, pertama soal yang berkaitan   mendapatkan haknya untuk mencoblos
            tentang hak pilih dan kewajiban mereka   dengan Undang-Undang tentang Pilkada,   dengan alasan apapun, baik alasan
            sebagai warga negara untuk memilih   yakni bahwasanya seluruh masyarakat   administrasi karena tidak memiliki KTP-El
            pemimpin pilihannya, sambungnya.  yang bisa memberikan suaranya harus   atau Suket, sakit, atau juga alasan-alasan
               “Memang seharusnya kita bisa lebih   memiliki KTP-El atau Surat Keterangan   geografis lainnya.
            masif lagi agar tingkat partisipasinya bisa   (Suket), tetapi ternyata perekaman KTP-El   “Kita berharap agar seluruh
            mencapai standarnya yaitu diatas 70   atau Suket tersebut belum 100 persen   masyarakat mendapatkan hak
            persen,” ucapnya kepada Parlementaria   selesai. Hal itu menjadi salah satu kendala   konstitusinya untuk memilih. Selain itu
            beberapa waktu lalu, usai rapat dengar   yang dihadapi,” papar politisi Fraksi PKB   kita juga harus melihat tentang partisipasi
            pendapat dengan Komisi Pemilihan   itu.                            masyarakat, sebab partisipasi masyarakat
            Umum (KPU) di Gedung DPR RI, Senayan,   Di beberapa titik ada juga ada daerah-  yang tinggi menjadi salah satu bentuk
            Jakarta.                          daerah yang masih berkonflik, lanjutnya.   demokrasi kita agar dapat berjalan lebih
               Nihayatul juga mengatakan      Dicontohkannya seperti yang terjadi di   baik. Kecurangan dan pelanggaran
            bahwa ada dari dampak positif     Kabupaten Paniai Provinsi Papua, dimana   yang terjadi dalam Pilkada harus bisa
            pelaksanaan Pilkada serentak 2018   Pilkada serentak belum bisa dilaksanakan   diminimalisir, sebab kalau tidak maka
            terhadap penyelenggaraan Pilpres   karena persoalan potensi konfliknya yang   akan sulit bagi kita untuk bisa menerima
            2019 mendatang. Diantaranya adalah   sangat tinggi.                demokrasi,” pungkasnya.   DEP/SF


                                                                               162 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 11
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16