Page 79 - MAJALAH 162
P. 79

P   O   J   O   K   R   P   A   R   L   E



                                Dunia Kos-kosan



                                 Gonjang-ganjing































                                                                                                               FOTO: DOEH/IW





               Ada ungkapan menarik dilontarkan ahli hukum pidana dari Universitas Indonesia Ganjar
                  Laksana saat menyampaikan pandangannya dalam acara Diskusi Publik bertema
                 “Mendorong RKUHP Yang Pro Penanganan Tipikor dan Tipidsus Lain di Gedung DPR,
                awal Juli lalu. Salah satunya soal rumusan suap di kalangan swasta, ia meminta agar
                                         perumusannya jangan sampai kabur.

                       enurutnya, suap di kalangan swasta bukan   DPR khususnya para pemerhati masalah hukum.
                       korupsi di kalangan swasta. Swasta itu siapa   Jadi dia tekankan, bukan sekedar korupsi di kalangan
                       saja atau pegawai non PNS. Karena itu dia   swasta. “Kalau penyuapnya orang biasapun, sudah bisa kena
                       berpesan agar ibu-ibu dan bapak ini hati-hati.   sanksi sepanjang meyuap PNS atau pejabat. Ini masalah
           MOrang biasa ini sekarang bisa disuap, jangan      spesifik, jangan sampai perumusannnya nanti kabur,” ia
            hanya membayangkan warung kecil mbok-mbok di pinggir   mengingatkan.
            jalan.                                               Ganjar juga menyoroti  ancaman hukuman yang ada
               Swasta itu sekarang banyak menguasai hajat hidup orang   selama ini sudah cukup berat ada 20 tahun. Tapi dalam
            banyak, misalnya mie instan. Siapa diantara ibu bapak yang   prakteknya jaksa-jaksa baik jaksa KPK maupun Kejaksaan
            di rumahnya tidak ada mie instan. “Kalau anggak ada, saya   Agung meski diatur ancaman 20 tahun, tapi tuntutannya hanya
            lestarikan, berarti langka. Ternyata semua rumah tangga ada   10 tahun. Kemudian oleh hakim diputus 5 tahun, lalu lewat
            kan?,” sebutnya.                                  remisi akhirnya tinggal 2,5 tahun, terus saja diskon. “Sampai-
               Selanjutnya Ganjar mengatakan, bayangkan kalau pejabat   sampai ada istilah quick count, real count, discount,”  katanya
            sektor swasta, misalnya petinggi di pabrik mie instan disuap,   disambut tawa dan tepuk tangan panjang hadirin.
            tolong produksimu ditahan sehingga langka di pasaran. “ Pasti   Pada akhirnya dalam acara yang dibuka oleh anggota
            masyarakat akan cari kemana, mie instans langka di pasaran.   Komisi III Arsul Sani ini, Ganjar Laksana menyatakan, kita butuh
            Bahkan dunia kos-kosan gonjang ganjing, rumah tangga galau   adanya koodifikasi. Kalau tak ada koodifikasi begitu banyak
            karena tak ada mie instan. Ini dampaknya yang akan dilihat,”   tindak pidana diatur dalam UU tersendiri, DPR kerjanya hanya
            ujarnya disambut hadirin yang memenuhi ruangan Banggar   memproduksi UU saja.   MP


                                                                               162 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 79
   74   75   76   77   78   79   80