Page 78 - MAJALAH 154
P. 78
HOBBY
“Anggrek” itu Seperti Politik
“Anggrek itu seperti politik, butuh perhatian agar bisa tumbuh dan berkembang.” Itulah
ungkapan Anggota Komisi IV DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti terkait dengan hobinya
bertanam Anggrek. Kepada Rahayu Setiowati dan Kresno D. Moempoeni dari Parlementaria,
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menceritakan ikhwal hobinya tersebut.
ahun 2004 saat peta perpolitikan beras). Agar
PDI Perjuangan khususnya yang tumbuh subur
Tberada di Dapil Jawa Tengah dan terhindar
diakui Agustina sedang tidak berpihak dari penyakit,
padanya, seluruh pikirannya tercurah di atas pohon
untuk politik. “Sempat merasa jenuh ang g re k ny a
saat itu,”akunya. Namun ia berusaha ditaruh kain
mengalahkan semua kejenuhannya itu. kasa yang sudah
Untungnya ada salah seorang sahabat diisi oleh satu
sesama politisi di partai yang sama. sendok micin
Sahabat yang belakangan gagal menjadi (penyedap rasa).
anggota legislatif itu menghadiahi Saya melakukan foto : dok pri/iw
Agustin lima ikat tanaman anggrek. Tak semua itu sambil
lupa sahabat tersebut berpesan padanya saya ajak bicara.
untuk terus merawat anggrek tersebut. Dan ternyata
Siapa nyana dari lima ikat anggrek tumbuh tunah-tunas baru yang kemudian sang anggrek.
tersebutlah kecintaannya pada tanaman menghasilkan bunga-bunga yang sangat Meski demikian, tidak semua anggrek
pemilik nama latin Orchidaceae ini indah dan segar dipandang,” cerita dapat tumbuh subur dan berkembang di
berawal. Awalnya Agustin berusaha Agustina. tangan orang lain. Pasalnya, ada beberapa
untuk menjaga dan merawat anggrek Ia pun semakin “gila” memburu koleksi anggrek miliknya yang sengaja ia
tersebut hanya untuk menepati janjinya berbagai jenis anggrek yang tumbuh di tanam di rumah dinas anggota DPR RI
kepada sahabatnya tersebut. Namun Indonesia. Hingga saat ini lebih dari enam di bilangan Kalibata, meski setiap hari ada
lama kelamaan, ia menemukan sebuah ribu tanaman anggrek dengan berbagai seorang asisten yang merawatnya, namun
kenikmatan tersendiri saat berinteraksi jenis menjadi koleksi kebun pribadi milik anggrek tersebut tidak juga berkembang.
dengan anggrek. Bahkan, usai menyiram wanita kelahiran Semarang, 11 Agustus ”Tanamannya tumbuh subur dan
anggrek ia merasa pikirannya lebih 1971 ini. Ada anggrek bulan, cattleya, berdaun lebat, tapi tidak berbunga. Dari
fresh atau lebih segar. Dari sana, ia pun oncidium, anggrek monyet, dendrobium situlah saya mengambil kesimpulan
mulai menambah koleksi anggreknya. dan sebagainya. bahwa anggrek memang seperti politik,
Ia membekali diri lewat kursus budidaya Semua koleksinya tersebut terus yang butuh perhatian agar bisa tumbuh
anggrek bersama para jemaat lain di dirawatnya dengan penuh kasih sayang. dan berkembang. Karena terus terang,
Gerejanya. Dari sana ia semakin mencintai Sayangnya, karena berbagai aktivitasnya untuk anggrek di rumah saya di Jakarta,
anggrek. baik sebagai kader partai maupun saya jarang sekali menyiram dan
“Dari kursus budidaya tanaman kegiatanya di Komisi IV DPR, ia tak merawatnya,berbeda dengan anggrek
anggrek itu saya tahu, ternyata tidak sulit mampu untuk merawatnya dan menyiram yang di Semarang. Setiap saya pulang ke
dan tidak mahal merawat anggrek. Cukup anggrek-anggrek tersebut sendiri. Namun Semarang selalu saya siram sendiri dan
disiram setiap pagi hari (kecuali hujan) ia memiliki asisten rumah tangga yang saya ajak bicara, ” ujar Agustina diiringi
dengan menggunakan leri (air cucian selalu siap mewakilinya untuk merawat tawa. n(Ayu)
78 | PARLEMENTARIA n Edisi : 154 TH. XLVII 2017